Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Kerja Ahok jika Terpilih Jadi Gubernur DKI Lagi...

Kompas.com - 05/01/2017, 10:54 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebutkan program-program unggulannya pada 2017 ini. Jika dia dan Djarot Saiful Hidayat kembali terpilih menjadi pasangan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta mendatang.

"Selamat tahun baru, semoga Jakarta baru lebih cepat terwujud. Makanya saya mau cerita, (tahun) 2017 kalau kami masuk lagi, kami langsung akan kejar beberapa hal," kata pria yang akrab disapa Ahok itu, di Rumah Lembang, Jakarta, Kamis (5/1/2017).

Pertama, Ahok berencana membangun 200 Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Sama halnya seperti sebelumnya, RPTRA akan dibiayai melalui dana APBD dan CSR perusahaan swasta.

Selain itu, dia akan membangun villa untuk lansia seluas 92 hektar di kawasan Ciangir, Tangerang.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Calon pasangan cagub-cawagub DKI, Basuki Tjahaja Purnama saat bernyanyi bersama relawan di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (5/1/2017). Ahok menerima pengaduan warga mengenai permasalahan Ibu Kota setiap pagi dari Senin hingga Jumat di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta.
Pemprov DKI Jakarta, kata dia, juga akan melanjutkan pembangunan rumah sakit khusus kanker di lahan bekas RS Sumber Waras. Rumah Sakit itu akan dilengkapi dengan 500 unit apartemen untuk penderita kanker yang tidak mampu.

"Tahun ini, Jakarta memiliki dua perkulakan untuk barangnya dijual ke pedagang. Perkulakan itu berlokasi di Terminal Pulogebang dan Pasar Kramat Jati," kata Ahok.

Pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan masyarakat berpenghasilan upah minimum provinsi (UMP) nantinya dapat menjadi anggota perkulakan. Mereka bisa membeli bahan pokok sesuai harga pabrik.

Pemerintah, lanjut dia, hanya mengambil untung 1 persen saja. Untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan warga, Ahok akan menyalurkan kredit kepada pelaku Unit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui Bank DKI.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Calon pasangan cagub-cawagub DKI, Basuki Tjahaja Purnama saat bernyanyi bersama relawan di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (5/1/2017). Ahok menerima pengaduan warga mengenai permasalahan Ibu Kota setiap pagi dari Senin hingga Jumat di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta.
"Kami juga ingin menjadikan rumah susun sebagai pusat industri kecil. Kami masukkan mesin jahit, nanti rusun jadi pabrik konveksi dengan penghasilan Rp 75.000 per hari," kata Ahok.

Penghasilan tersebut dapat ditabung untuk kebutuhan hidup lainnya. Pada kesempatan itu, Ahok juga berencana membangun pengolahan sampah yang mampu mengolah 3.000 ton sampah per hari.

Adapun pengolahan sampah yang dimaksud adalah Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter, Jakarta Utara. Pengolahan sampah di sana dilakukan dengan pembakaran melalui teknologi incenerator.

Terakhir, dalam bidang transportasi, Ahok berencana menambah rute bus transjakarta. Ia berharap, bus transjakarta dapat menjangkau perumahan warga.

Sehingga warga kelas menengah dapat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Warga lanjut usia juga akan digratiskan biaya menggunakan bus transjakarta. Kemudian menambah bus transjakarta dan trotoar yang ramah penyandang disabilitas.

"Bus transjakarta yang terbaik memang belum bisa penuh tahun ini. Tapi trotoar kami pasti bereskan," ujar Ahok.

Kompas TV Ahok: Pemakaman Umum Harusnya Tak Menyeramkan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com