Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ketua RT Soal Dugaan Pengeroyokan Kepada Relawan Ahok-Djarot

Kompas.com - 07/01/2017, 19:37 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua RT 011/02 Kelurahan Wijaya Kusuma, Suharyoto (52), menceritakan peristiwa pemukulan terhadap Widodo (52), relawan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat.

Berdasarkan informasi yang didapat dari saksi mata kejadian, Widodo disebut berkelahi dengan I. "Dari laporan, yang ngegebukin namanya I, (sedangkan) yang lain mengelilingi saja. Salah satu warga yang ngomong seperti itu," kata Suharyoto kepada Kompas.com di rumahnya, Wijaya Kusuma, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Sabtu (7/1/2017).

Suharyoto tak menyebutkan siapa saksi mata tersebut. Namun, kata dia, saksi mata tersebut berusaha melerai perkelahian yang menyebabkan Widodo tersungkur.

Niat baik itu urung terlaksana lantaran dihalangi oleh teman-teman I. Para pelaku kemudian meminta si saksi mata untuk pergi.

"(Setelah pulang ke rumah) Si orang itu (saksi mata) balik lagi (ke lokasi pemukulan) dan melihat korban sudah luka," kata dia.

Kendati demikian, Suharyoto tak bisa memastikan apakah benar ada pelaku pemukulan selain I. Sebab berdasarkan informsi dari saksi mata, dia tak mengetahui persis awal mula perkelahian tersebut.

Suharyoto mengatakan bahwa yang mengetahui persis adalah pemilik warung kopi dan pedagang buah di lokasi. Namun kedua orang tersebut tak memberikan informasi apa pun kepada Suharyoto.

Saat Kompas.com mencoba mengonfirmasi, pemilik warung kopi mengaku tak tahu. Sementara pedagang buah mengatakan hanya sebagai pengganti pemilik dagangan. "Orangnya lagi istirahat," kata pedagang buah yang enggan disebutkan namanya.

Peristiwa dugaan pengeroyokan Widodo bermula saat dirinya mengawal kampanye "blusukan" calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat. Ketika itu, sempat ada beberapa orang yang mencoba menghalangi "blusukan" itu.

"Yang kemarin (bilang) haram-haram itu. Terus saya bilang 'enggak ada yang haram'. Dia langsung nunjuk (bilang) 'awas lu ya'," ujar Widodo di RS Royal Taruma, Jakarta Barat, Sabtu (7/1/2017).

Widodo mengaku mengenal semua pengeroyoknya. Mereka adalah tetangganya sendiri yang mendukung calon pasangan lain.

Saat sedang duduk di warung, Widodo dihampiri 10 orang tetangganya itu dan langsung dikeroyok. Setelah pengeroyokan tersebut, Widodo langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com