Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelapor Ahok: Kami Tak Ada Urusan dengan Pilkada

Kompas.com - 11/01/2017, 14:43 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Willyuddin Abdul Rasyid Dhani dari Forum Umat Islam (FUI) Bogor mengatakan, laporannya terhadap calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, tidak berkaitan dengan urusan Pilkada DKI Jakarta 2017.

Willyuddin menyampaikan hal tersebut saat menjadi saksi pelapor dalam sidang kasus dugaan penodaan agama dengan terdakwa Ahok pada Selasa (10/1/2017).

Ia melaporkan Ahok atas dugaan penodaan agama terkait video pidato Ahok di Kepulauan Seribu yang menyinggung ayat suci.

(Baca juga: Pelapor Ahok: Perasaan Keimanan Saya Terganggu...)

Awalnya, kuasa hukum Ahok meminta tanggapan Willyuddin mengenai realita politik bahwa ada pemimpin non-Muslim yang didukung partai Islam.

"Bagaimana saksi jelaskan fenomena ini, ketika saksi katakan semua calon itu harus Muslim," tanya kuasa hukum kepada Willyuddin.

Menanggapi itu, Willyuddin mengatakan, tak ada urusan antara pilkada dan dia. "Kami tak ada urusan dengan pilkada. Sebab, ayat ini tidak dipaksa," kata Willyuddin.

Dia mengatakan bahwa ayat ini untuk meyakinkan umat Islam agar memilih saudara sesama Muslim.

Ayat ini juga disebut sebagai panduan dan diperuntukkan bagi orang-orang beriman yang yakin. 

"Bagi orang yang tidak meyakini, bukan urusan saya, karena kami hanya mendakwahkan," kata dia.

Ia juga mengatakan bahwa Indonesia adalah negara hukum.

"Apabila ada pihak lain mengatakan bahwa ayat itu objek membohongi orang lain atau menghina ulama yang sampaikan ini, maka harus berhadapan dengan kami," kata dia.

(Baca juga: Perdebatan Ahok dan Pelapornya soal Video di Kepulauan Seribu)

Kompas TV Pihak Ahok Nyatakan 15 Poin Keberatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com