Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Ahok Pertanyakan Pernyataan Saksi yang Berbeda di BAP soal Sumber Bukti Pidato Ahok

Kompas.com - 11/01/2017, 05:58 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu saksi di sidang lanjutan kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Muhammad Burhanuddin membuat pernyataan berbeda di berita acara pemeriksaan (BAP) mengenai sumber bukti mengenai pidato Ahok.

Hal tersebut ditanyakan tim pengacara Ahok di ruang sidang terhadap saksi. Salah satu tim pengacara Ahok membacakan BAP nomor 6 Burhanuddin yang menyatakan bahwa sumber bukti yang dimiliki Burhanuddin yakni berupa satu bundel transkip, keping CD DVD, dan flash disk yang berisi rekaman video pidato Ahok yang diupload Pemprov DKI.

Namun, di pertanyaan nomor 7, Burhanuddin menyatakan sumber buktinya berasal dari situs media online khazanah.republika.co.id.

"Nah di pertanyaan nomor 7, jawaban anda kok (sumbernya) dari Khazanah Republika," tanya salah satu tim pengacara Ahok, di ruang sidang Gedung Auditorium Kementerian Pertanian, di Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (10/1/2017) malam.

Tim pengacara Ahok menilai, dari fakta persidangan ini terungkap bahwa ada hal kontradiktif mengenai sumber bukti dari saksi.

"(Khazanah) ini jelas bukan dari Pemprov DKI," ujar pengacara Ahok tersebut. (Baca: Saksi Pelapor dari Muhammadiyah Sebut Tak Perlu "Tabayun" ke Ahok)

Burhanuddin sempat menjawab bahwa dari artikel Khazanah Republika itu juga termasuk salah satu sumber bukti.

Hal lain yang diklarifikasi pengacara Ahok yakni mengenai BAP nomor 4 dan 5. Di sini juga disebut terdapat jawaban yang kontradiktif dari Burhanuddin.

Pada poin nomor 4, Burhanuddin menyatakan, mengetahui dugaan penistaan agama itu dari beberapa berita media online. Namun, di BAP ke lima, Burhanuddin mengaku mengetahuinya dari temannya saat diskusi di sebuah kedai kopi.

Burhanuddin sempat berpikir untuk menjawab klarifikasi dari pengacara Ahok soal BAP-nya. Burhanuddin lalu menyatakan, sebenarnya ia tahu pidato Ahok itu dari seorang temannya. Setelah itu ia dan sekitar lima sampai enam orang berkumpul untuk diskusi dan mencari datanya.

"Dari (teman namanya) Arman Sewang dulu. Kemudian ngumpul, dari Arman kita cari," ujar Burhanuddin.

Pengacara Ahok menilai keterangan saksi yang berubah ini sulit untuk dipercaya.

"Dari pengalaman sendiri saja susah untuk mengungkapkan, bagaimana mempercayai," ujar tim pengacara Ahok.

Kompas TV Keterangan Saksi Burhanuddin di Sidang Ahok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com