Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesal, Ahok Semprot Panitia Acara Bedah Buku Ini

Kompas.com - 18/01/2017, 17:59 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, merasa kesal terhadap panitia acara bedah buku "Kenapa Percaya Saya Buat Ahok?". Ahok tiba di lokasi acara tersebut, di Gedung Smesco, pada pukul 15.15 WIB.

Saat duduk di kursi tamu, Ahok menginstruksikan ajudannya untuk memanggil pembawa acara. Dia tampak berbicara serius kepada pembawa acara.

Berulang kali, tangannya menunjuk ke arah panggung dan pembawa acara. Urat di leher Ahok juga begitu terlihat dari kejauhan.

Setelah berbicara dengan Ahok, si pembawa acara kembali naik ke atas panggung. Dia mempersilakan semua narasumber untuk naik ke panggung.

Mulai dari Ahok, mantan Bupati Belitung Timur Basuri Tjahaja Purnama, pengasuh Pondok Pesantren Abdurrahman Wahid Soko Tunggal KH Nuril Arifin atau Gus Nuril, dan penulis buku "Kenapa Percaya Saya Buat Ahok?", Nini Hamid.

(Baca juga: Benarkah IPM DKI di Bawah Ahok Lebih Tinggi Dibanding Era Sutiyoso, Foke, dan Jokowi?)

Dalam sambutannya, Ahok mengaku kesal terhadap panitia yang menunggu kehadirannya untuk memulai acara. Padahal, acara itu sedianya dimulai pukul 15.00.

"Saya mohon maaf, tadi saya bilang sama panitia, harusnya kalau saya minta jam 3 dimulai, ya jam 3 dimulai. Jangan nunggu saya. Karena waktu kita kan susah," kata Ahok.

Acara itu memang baru dimulai saat Ahok tiba di lokasi. Sebelum menyampaikan sambutan, ada hiburan parodi yang ditampilkan.

Ahok mengatakan, ia tak bisa berlama-lama dalam acara tersebut karena harus menghadiri acara talkshow di salah satu stasiun televisi swasta. Terlebih, acara itu ditayangkan langsung.

"Saya harus ada persiapan. Makanya kadang-kadang saya agak cerewet urusan beginian," kata Ahok kesal.

Ia mempertanyakan panitia yang tak mau mengikuti instruksinya untuk segera memulai acara. Padahal, Nini menuliskan buku tersebut untuk mendukung Ahok.

(Baca juga: Sukmawati Minta Ahok-Djarot Kunjungi Museum Sumpah Pemuda)

Begitu pula para warga yang sudah rela mengeluarkan uang hingga Rp 1 juta untuk datang ke acara tersebut. Mereka datang, kata dia, untuk mendukung Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Makanya saya bilang sama panitia, yang kamu jual itu Ahok. Jadi tolong bantu saya, supaya waktu kita juga enak," kata Ahok.

"Kasihan kan Bapak Ibu menunggu begitu lama. Kayak pertunjukan (parodi) tadi kan bisa dimulai, hiburan. Karena waktu saya susah mengaturnya. Saya selalu ingin tepat waktu, tetapi susah," ujar Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com