Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua MUI: Mestinya Terdakwa Sebelum Ngomong Mikir Dulu

Kompas.com - 31/01/2017, 15:37 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim kuasa hukum Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menanyakan kepada Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin, apakah pernah berpikir sikap keagamaan yang dikeluarkan MUI akan berpotensi menimbulkan kegaduhan.

Namun Ma'ruf menjawab, kondisi sudah gaduh sebelum MUI mengeluarkan Keputusan Pendapat dan Sikap Keagamaan MUI terkait ucapan Ahok tentang Surat Al-Maidah ayat 51.

"Justru masyarakat sudah marah sebelum MUI buat keputusan itu. Kalau enggak, itu menimbulkan anarki. Justru MUI menyalurkan masalah ini ke proses hukum," kata Ma'ruf dalam persidangan di Auditorium Kementrian Pertanian, Ragunan, Selasa (30/1/2017).

Ahok menjadi terjadi terdakwa dalam kasus penodaan agama terkait pidatonya saat kunjungan kerja sebagai gubernur DKI Jakarta di Kepulauan Seribu pada September 2016.

Sementara Ma'ruf Amin menjadi saksi yang dihadirkan jaksa penuntut umum pada persidangan kasus itu.

Ma'ruf mengatakan, MUI tidak memikirkan potensi kegaduhan yang akan timbul. Sebab situasi sudah gaduh karena ucapan Ahok tersebut.

Ma'ruf mengatakan, Ahok yang seharusnya berpikir tentang potensi kegaduhan akibat ucapannya.

"Mestinya yang mempertimbangkan hal seperti itu terdakwa, sebelum ngomong itu mikir dulu menimbulkan akibat apa," kata Ma'ruf.

Kuasa hukum kemudian bertanya kepada Ma'ruf mengapa MUI tidak melakukan tabbayun atau klarifikasi terhadap Ahok.

Ma'ruf menjelaskan bahwa tabbayun ada banyak jenis. Tabbayun tidak harus selalu bertanya kepada Ahok melainkan juga bisa tabbayun lokasi atau video.

Ma'ruf mengatakan, tim sudah melakukan tabbayun terkait dua hal itu. Sementara, klarifikasi terhadap ucapan Ahok dirasakan tidak perlu.

"Karena yang kita bahas itu ucapan dan ucapannya sudah jelas, maka masalah lain enggak perlu," kata Ma'ruf.

Kompas TV Ketua MUI Jadi Saksi, Ini yang Didalami Pengacara Ahok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com