Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Median: Agus-Sylvi 26,1 Persen, Ahok-Djarot 29,8 Persen, Anies-Sandi 27,8 Persen

Kompas.com - 06/02/2017, 14:42 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Media Survei Nasional (Median) merilis hasil penelitiannya yang bertajuk "Saling Salip di Detik Akhir Pilkada DKI", Senin (6/2/2017).

Survei ini dilakukan oleh peneliti Median dari 29 Januari sampai 2 Februari 2017.

"Dari hasil penelitian kami, tingkat elektabilitas pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat sebesar 29,8 persen, Anies Baswedan-Sandiaga Uno 27,8 persen, dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni 26,1 persen. Ada 16,3 persen responden tidak memilih," kata Direktur Riset Median, Sudarto, Senin.

(Baca juga: Membandingkan Elektabilitas Cagub-Cawagub dalam Survei 5 Lembaga)

Survei Median menyasar 800 orang responden yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta.

Metode pemilihan sampel dilakukan secara random dengan teknik multistage random sampling.

Adapun margin of error dalam survei ini plus minus 3,4 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei ini dibiayai secara mandiri oleh pihak Median.

Menurut Sudarto, untuk Agus-Sylvi, tren elektabilitasnya menurun setelah sebelumnya tinggi di beberapa survei yang lain.

Penurunan tren elektabilitas Agus-Sylvi ini dipengaruhi pemberitaan kasus hukum yang menyeret Sylvi.

Data survei Median mencatat, ada 26,3 persen responden yang menyoroti kasus hukum yang menyeret Sylvi tersebut.

Responden juga menyoroti isu lainnya, yakni kasus dugaan penodaan agama yang menjerat Basuki. Ada 11,8 persen responden yang menyoroti kasus tersebut.

Selain itu, 5,6 persen responden menyoroti kasus Basuki yang berhadapan dengan Ketua MUI Ma'ruf Amin dalam sidang, kemudian 3,4 persen responden lainnya menyoroti soal Anies yang dilaporkan ke KPK.

Performa debat publik juga menjadi penilaian responden dalam survei ini. Agus-Sylvi dianggap paling tidak maksimal performanya, baik pada debat pertama maupun debat kedua.

Dari data yang dipaparkan, untuk debat pertama, 44,9 responden menilai, Basuki-Djarot paling baik, disusul 25,1 persen untuk Anies-Sandi, dan 15,9 persen untuk Agus-Sylvi.

Sementara itu, untuk debat kedua, 40,1 persen menganggap Basuki-Djarot tampil baik, kemudian 31,3 persen pilihan responden untuk Anies-Sandi, dan 11 persen untuk Agus-Sylvi.

Menurut Sudarto, data survei ini secara tidak langsung memperlihatkan bahwa suara untuk Basuki-Djarot naik lagi setelah sebelumnya sempat turun.

Ia menilai, kasus dugaan penodaan agama tak terlalu ramai lagi sehingga suara Basuki-Djarot kembali naik.

(Baca juga: Survei LKPI: Agus-Sylvi 26,8 Persen, Ahok-Djarot 25,8 Persen, Anies-Sandi 26,2 Persen)

Sementara itu, suara Anies-Sandi terpantau naik secara perlahan karena 35,5 persen responden menganggap mereka sebagai tokoh yang lebih mendukung dan terlibat dalam gelombang kegiatan ke-Islaman terkait kasus dugaan penodaan agama.

Faktor lainnya adalah minimnya berita negatif terkait Anies dan Sandiaga.

"Meski begitu, belum bisa dipastikan siapa yang benar-benar akan unggul dan memenangkan pilkada DKI. Karena sekarang publik bukan lagi menilai kinerja, melainkan lebih melihat isu yang berkembang di media massa," tutur Sudarto.

Kompas TV Perang Survei, Penyokong Calon? - AIMAN Episode 101 Bagian 5
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com