JAKARTA, KOMPAS.com — Calon gubernur DKI Anies Baswedan mendapat laporan dari RW setempat bahwa proyek normalisasi di Cipinang Melayu, Makassar, Jakarta Timur, mulai berhenti sejak tahun 2012. Tahun 2014, proyek itu disebut berhenti total.
"Mulai tahun berapa ini, Pak RW, enggak jalan?" tanya Anies kepada Ketua RW 04 Irwan Kurniadi.
"Tahun 2012 sudah mulai enggak jalan. Tahun 2014 sudah enggak jalan sama sekali pengerjaan normalisasi Kali Sunter," jawab Irwan.
Menurut Anies, pemerintah seharusnya bisa memastikan proyek tersebut terlaksana.
"Saya sering sampaikan bahwa penting sekali memastikan bahwa rencana program itu terlaksana," ujar Anies.
Dirinya mengatakan, orang sering beranggapan masalah penyerapan anggaran tidak penting. Justru, hal itu menurut dia penting. Dengan adanya penyerapan anggaran, program seperti normalisasi itu bisa berjalan.
"Orang sering menganggap serapan itu enggak penting. Oh itu penting sekali. Contohnya ini kalau rencana itu tidak terlaksana, konsekuensinya rencana normalisasi, misalnya, jadi tidak jalan," ujar Anies.
Program normalisasi, kata Anies, tidak bisa dilihat dari progres keseluruhan, tetapi harus dari tahun per tahun. Setiap tahunnya, berapa persen target dan yang sudah terlaksana. Anies mengaku sedang mencari data progres normalisasi di Kali Sunter, tetapi belum dapat.
"Tadi saya sudah pengin lihat datanya tetapi belum dapat. Kita harus menilainya bukan dari keseluruhan saja, tetapi juga lihat per tahunnya," ujar Anies. (Baca: Alasan Anies Tinjau Lokasi Banjir di Cipinang Melayu)
"Tahun 2014 seharusnya sudah berapa persen yang tercapai, tahun 2015 berapa, tahun 2016 berapa, lalu bandingkan," tambah Anies.
Dengan begitu, dia mengatakan, antara rencana setiap tahun dan realisasi di lapangan bisa dilihat, apakah proyek itu berhasil berjalan atau tidak.