Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumarsono: Jangan Seorang Pun Kehilangan Hak Politik di Putaran kedua

Kompas.com - 04/04/2017, 15:45 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan kunjungannya ke Rumah Tahanan Salemba untuk memastikan warga binaan bisa menggunakan hak suara pada putaran kedua Pilkada DKI 2017. Dia tidak ingin ada warga yang tidak bisa menggunakan hak pilih.

"Jangan ada satu orang pun warga DKI Jakarta yang kehilangan hak politiknya di putaran kedua. Makanya kami susuri segmen yang selama ini kurang terjangkau dan tingkat partisipasinya rendah," kata Sumarsono di Rutan Salemba, Jakarta Pusat, Senin (4/4/2017).

Setelah berdiskusi dengan pihak Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta, Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta, dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jakarta, Sumarsono mengetahui kendala dalam penggunaan hak suara di lapas dan rutan. Tidak semua warga binaan bisa masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT).

Baca juga: KPU dan Disdukcapil DKI Kesulitan Verifikasi DPT Warga Binaan

Hal itu karena banyak warga binaan yang namanya tidak ada dalam database Disdukcapil DKI Jakarta. Sumarsono mengatakan, Disdukcapil mengalami kesulitan karena hanya mendapatkan data mengenai nama warga binaan. Informasi mengenai tempat tanggal lahir dan alamat rumah tidak ada.

"Namanya juga ada yang pakai nama alias sehingga ketika dicari di data kependudukan, tidak ditemukan," ujar Sumarsono.

Sumarsono juga meminta KPU Jakarta Pusat kembali berkoordinasi dengan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta. Hal itu karena ada perbedaan data warga binaan Rutan Salemba yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT).

Perwakilan KPU Jakarta Pusat, Wahyu, mengatakan 394 orang masuk dalam DPT di TPS 27 di Lapas Salemba, 430 orang masuk dalam DPT di TPS 28 Rutan Salemba, dan 403 orang masuk dalam DPT di TPS Rutan Salemba. Sementara, Disdukcapil menerima data yang berbeda dari itu.

Kepala Dinas Disdukcapil Edison Sianturi mengatakan jumlah warga yang masuk dalam DPT di Lapas dan Rutan Salemba ada 864 orang.

"Ini bukan angka kecil, beda satu suara saja bisa menentukan siapa yang menang. Jadi nanti silahkan duduk bersama lagi, tidak usah di forum ini. Dicocokan lagi karena memang pendataan masih ada perbedaan," kata Sumarsono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SIM C1 Resmi Diterbitkan, Digadang-gadang Mampu Tekan Angka Kecelakaan

SIM C1 Resmi Diterbitkan, Digadang-gadang Mampu Tekan Angka Kecelakaan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Keluarga Vina Yakni Pegi Tersangka Utama Pembunuhan | Ahok Ditawari PDIP Maju Pilkada Sumut

[POPULER JABODETABEK] Keluarga Vina Yakni Pegi Tersangka Utama Pembunuhan | Ahok Ditawari PDIP Maju Pilkada Sumut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 28 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 28 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Megapolitan
NIK KTP Bakal Dijadikan Nomor SIM Mulai 2025, Korlantas Polri: Agar Jadi Satu Data dan Memudahkan

NIK KTP Bakal Dijadikan Nomor SIM Mulai 2025, Korlantas Polri: Agar Jadi Satu Data dan Memudahkan

Megapolitan
8 Tempat Makan dengan Playground di Jakarta

8 Tempat Makan dengan Playground di Jakarta

Megapolitan
Pegi Bantah Jadi Otak Pembunuhan, Kuasa Hukum Keluarga Vina: Itu Hak Dia untuk Berbicara

Pegi Bantah Jadi Otak Pembunuhan, Kuasa Hukum Keluarga Vina: Itu Hak Dia untuk Berbicara

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria Paruh Baya Pemerkosa Anak Disabilitas di Kemayoran

Polisi Tangkap Pria Paruh Baya Pemerkosa Anak Disabilitas di Kemayoran

Megapolitan
Pengamat: Jika Ahok Diperintahkan PDI-P Maju Pilkada Sumut, Suka Tak Suka Harus Nurut

Pengamat: Jika Ahok Diperintahkan PDI-P Maju Pilkada Sumut, Suka Tak Suka Harus Nurut

Megapolitan
Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Dalam Toren Air di Pondok Aren

Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Dalam Toren Air di Pondok Aren

Megapolitan
Polisi Dalami Keterlibatan Caleg PKS yang Bisnis Sabu di Aceh dengan Fredy Pratama

Polisi Dalami Keterlibatan Caleg PKS yang Bisnis Sabu di Aceh dengan Fredy Pratama

Megapolitan
Temui Komnas HAM, Kuasa Hukum Sebut Keluarga Vina Trauma Berat

Temui Komnas HAM, Kuasa Hukum Sebut Keluarga Vina Trauma Berat

Megapolitan
NIK KTP Bakal Jadi Nomor SIM Mulai 2025

NIK KTP Bakal Jadi Nomor SIM Mulai 2025

Megapolitan
Polisi Buru Penyuplai Sabu untuk Caleg PKS di Aceh

Polisi Buru Penyuplai Sabu untuk Caleg PKS di Aceh

Megapolitan
Tiang Keropos di Cilodong Depok Sudah Bertahun-tahun, Warga Belum Melapor

Tiang Keropos di Cilodong Depok Sudah Bertahun-tahun, Warga Belum Melapor

Megapolitan
Polri Berencana Luncurkan SIM C2 Tahun Depan

Polri Berencana Luncurkan SIM C2 Tahun Depan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com