Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah Tiru Program Anies, Ahok Jelaskan Konsep Skema Hunian Miliknya

Kompas.com - 09/04/2017, 14:53 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), menolak apabila konsep 4 skema hunian miliknya disebut meniru program DP rumah nol rupiah milik pasangan calon, Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Menurut Ahok, skema ini sebenarnya sudah ada sebelum program DP 0 rupiah.

"Justru saya bilang, kami sudah duluan jauh sebelum dia (Anies-Sandi) ngomong itu. Kamu baca saja koran, saya tawarin 2,5 persen itu dari tahun-tahun lalu," ujar Ahok di kawasan Tebet, Minggu (9/4/2017).

(Baca juga: Punya 4 Skema Hunian, Ahok-Djarot Dinilai Meniru Anies-Sandi)

Ahok pun menjelaskan 4 skema hunian yang menjadi program dia dan cawagub, Djarot Saiful Hidayat.

Ahok mengatakan, skema hunian pertama adalah untuk warga dengan penghasilan sesuai upah minimum provinsi (UMP).

"Kalau gaji kamu Rp 3 jutaan atau UMP, kamu terima rumah subsidi kami saja deh. Enggak sewa itu," ujar Ahok.

Ia mengatakan, rusun subsidi untuk warga berpenghasilan UMP boleh ditempati seumur hidup.

Skema hunian kedua adalah untuk warga berpenghasilan Rp 5 juta sampai Rp 7 juta. Ahok mengatakan, penghasilan sebesar itu juga belum cukup untuk membeli rumah di Jakarta.

"Makanya kami sediakan yang harga kos," ujar Ahok.

Ia juga mengatakan, suami-istri yang bekerja mungkin masih bisa membeli rumah. Jika gaji keduanya mencapai Rp 10 juta hingga Rp 13 juta, rumah masih bisa terbeli.

Namun, jenis rumah yang tersedia di Jakarta kebanyakan dalam bentuk apartemen. Sementara itu, apartemen memiliki harga Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar.

"Kecuali kami yang jual. Tanah enggak dihitung, cuma bangunan saja Rp 300 juta," ujar Ahok.

(Baca juga: Anies: Pak Basuki Itu Gubernur Berapa Tahun? Kenapa Baru Bikin Skema Hunian?)

Skema keempat adalah untuk mereka yang memiliki tanah. Ahok menawarkan untuk membeli tanah mereka untuk dibangun apartemen.

Nantinya, pemilik tanah boleh memiliki beberapa unit rusun, sesuai dengan proporsi yang diatur oleh pemerintah, yaitu 2,5 kali dari total tanah.

Misalnya orang tersebut memiliki tanah 100 meter persegi, Pemprov DKI Jakarta akan menggantinya menjadi 250 meter persegi dalam bentuk unit-unit rusun.

"Nah itu semua mulai kami tawarkan," ujar Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com