Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yusa Djuyandi
Dosen dan Peneliti

Dosen Ilmu Politik Universitas Padjadjaran dan Peneliti Pada Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi)

Ingat, Paslon Harus Siap Menang dan Siap Kalah dalam Pilkada DKI

Kompas.com - 17/04/2017, 10:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorFidel Ali

Pemungutan suara putaran kedua Pilkada DKI Jakarta tidak lama lagi akan dilaksanakan, hasilnya sudah pasti akan menentukan siapa sosok pasangan calon yang akan terpilih menjadi pemimpin di Provinsi DKI Jakarta selama periode 2017-2022.

Atmosfir persaingan politik pada perhelatan Pilkada DKI Jakarta kali ini memang dapat dikatakan panas, penyebabnya adalah persaingan dalam memenangkan pasangan calon tidak hanya terkait dengan adu gagasan atau program.

Di akar rumput, isu-isu non-konseptual berkembang dan mengalir dengan sangat deras, seperti halnya isu soal agama, etnis dan penghentian program bagi masyarakat yang memilih calon tertentu.

Apa yang akan terjadi jika melihat pada adanya masalah tersebut?

Maka jawabannya adalah pilihan masyarakat akan ditentukan oleh adanya unsur fear factor. Masyarakat takut memilih calon tertentu karena akan bersinggungan dengan kelompok masyarakat agama yang akan mempermasalahkan pengurusan pelayanan terkait dengan urusan keagamaan.

Di sisi lain masyarakat juga takut memilih karena tidak akan lagi menikmati fasilitas yang selama ini sudah mereka dapatkan. Berlangsungnya kondisi ini jelas memberikan ancaman terhadap proses demokrasi yang sudah terbangun, sebab masyarakat tidak lagi dapat memilih kandidat sesuai dengan hati nuraninya.

Panasnya persaingan politik pada Pilkada DKI Jakarta juga sudah banyak diketahui oleh masyarakat luas, tidak hanya nasional bahkan juga internasional, persoalan ini yang kemudian diharapkan tidak akan berlanjut pada kehidupan pasca Pilkada.

Sejauh ini memang dapat dikatakan kondisi sosial dan politik masih kondusif, tidak berujung pada konflik fisik, sebab masing-masing pihak menyadari bahwa konflik fisik menimbulkan risiko dan dampak negatif yang luas. Namun demikian bukan berarti tidak ada ancaman yang tidak perlu diwaspadai, konflik bisa terjadi bila terus terjadi gesekan sosial yang semakin mendalam, karenanya langkah antisipatif tetap perlu dilakukan.

Kemenangan Pilkada

Siapapun yang bersaing dalam sebuah kompetisi politik pasti akan selalu menginginkan kemenangan, dan ini bukan hanya berlaku bagi pasangan calon kepala daerah dan tim sukesnya, namun juga bagi para pendukung yang bergerak secara sukarela.

Bagi para relawan, sebagian besar dari mereka bergerak atas dasar hati nurani dan keyakinan bahwa calon yang mereka usung akan memberikan perubahan dan kebaikan bagi masyarakat. Oleh karenanya mereka kemudian mau bergerak untuk mensosialisasikan sosok dan program dari pihak yang diusungnya, tentu adanya gerakan itu juga diiringi dengan adanya harapan bahwa calon yang mereka dukung dapat menang dalam Pilkada.

Dari kubu Ahok-Djarot, terdapat Teman Ahok, sebuah kelompok relawan yang eksistensinya sudah muncul cukup lama. Meski memang sempat ada kekecewaan dari sebagian Teman Ahok soal majunya Ahok dengan jalur partai politik, namun sebagian besar masih tetap mendukung Ahok untuk dapat menang dalam Pilkada.

Dari kubu Anies dan Sandiaga Uno juga terdapat beberapa kelompok relawan yang tidak kalah kreatifnya, sebut saja Sahabat Sandiaga Uno ataupun Sandiaga Uno Digital Volunteer (Soldier).

Dalam sebuah kontestasi politik, dukungan kelompok atau relawan memberikan dampak yang sangat penting bagi pasangan calon kepala daerah, mereka tidak hanya menjadi penyemangat layaknya supporter sepak bola namun juga dapat menjadi penentu kemenangan.

Gerakan mereka yang bersifat sukarela dan didasarkan atas keyakinan terhadap calon yang di usung, mendorong mereka bekerja layaknya bola salju, yang ketika di atas masih kecil kemudian ketika meluncur kebawah bentuknya akan semakin besar. Inilah yang kemudian membuat para calon kepala daerah selalu berusaha untuk terus menjaga hubungan baik dengan para relawan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com