Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga: Pembagian Sembako Pakai Uang Rakyat yang Dikorupsi

Kompas.com - 17/04/2017, 13:33 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno sangat menyayangkan praktik politik uang berbalut pembagian sembako yang diduga dilakukan relawan pasangan calon Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat. Menurut Sandi, hal tersebut sama saja dengan korupsi uang rakyat.

"Mereka juga menyadari bahwa (sembako) yang dibagi ini uang rakyat yang dikorupsi juga oleh pihak-pihak yang selama ini diuntungkan dengan kekuasaan," kata Sandi usai mengisi seminar kewirausahaan di kampus Bina Sarana Informatika (BSI) Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (17/4/2017).

Menurut Sandi, dari laporan jaringan relawannya di lapangan, pembagian paket sembako sangat masif pada detik-detik akhir Pilkada DKI Jakarta 2017.

Baca: Panwaslu Amankan 9 Mobil Box dan 11 Karung Sembako dari Simpatisan Ahok-Djarot

Bahkan, Sandi sampai harus menemui Ketua Tim Pemenangan Bidang Relawan, Boy Sadikin, pada Minggu (16/4/2017) malam, khusus untuk membahas itu.

"Bang Boy sadar kami pasangan paket hemat, tidak punya begitu banyak sumber daya. Jadi, Bang Boy bilang, kesempatan dua hari ini untuk menyebarkan pesan-pesan kepada relawan kami, kepada basis suara kami untuk tetap semangat, tidak terpengaruh kampanye pembagian sembako yang masif ini," tutur Sandi.

Di sisa dua hari masa tenang ini, Sandi juga berjanji akan menguatkan lagi komitmen para relawan dan pendukung agar tidak terpengaruh ajakan negatif lainnya.

Baca: Tim Anies-Sandi Laporkan Tim Ahok-Djarot atas Dugaan Bazar Sembako

Dia pun yakin para pendukungnya tidak akan mudah mengalihkan hati hanya dengan pembagian sembako yang sifatnya sementara.

"Kami akan terus kumandangkan ini secara istikamah dan semoga warga, walaupun diterpa secara masif oleh sembako, bisa melihat bahwa sembako ini hanya digunakan di akhir-akhir perjuangan untuk merusak tatanan," ujar Sandi.

Sementara itu, tim Anies-Sandi juga dilaporkan oleh tim Ahok-Djarot atas dugaan politik uang karena membagikan sembako. Mengenai pembagian sembako itu, Sandi membantahnya.

Baca: Giliran Tim Ahok-Djarot Laporkan Anies-Sandi atas Dugaan Politik Uang

Namun, bila ternyata ada kegiatan politik uang dari relawan atau pendukungnya, Sandi minta agar Bawaslu DKI Jakarta dan pihak berwenang tidak segan-segan menindaknya.

"Kami juga begitu, kalau ada (dugaan pelanggaran), Bawaslu tindak tegas saja. Saya dukung penindakan itu," kata Sandi.

Kompas TV Masa Tenang, Bagi Sembako & Kampanye Hitam Lanjut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com