Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Novel, "Mata Elang" Kembali Jadi Sorotan

Kompas.com - 23/04/2017, 22:07 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Profesi "mata elang" kembali tersorot setelah foto dua orang yang pernah bekerja dengan pekerjaan itu disebut-sebut sebagai pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Namun, polisi sudah memeriksa dan kedua orang tersebut dinyatakan bukan pelakunya.

Profesi mata elang sendiri tidak asing di telinga, bagaimana sosok penagih utang cicilan kendaraan bermotor itu beraksi. Biasanya mata elang bisa dikenali dengan gayanya yang duduk di pinggiran jalan lebih dari satu orang, sambil melihat ponselnya.

Di dalam ponsel terdapat catatan nomor plat pemilik kendaraan bermotor yang menunggak cicilan.

Begitu dapat target pengendara yang menunggak cicilan, para mata elang biasanya akan mengejar. Tak jarang proses penagihan utang cicilan kendaraan itu berujung keributan.

Baca juga: Dua Orang yang Sempat Diduga Penyiram Novel Ternyata Mata Elang

Kasus kekerasan oleh mata elang yang cukup terkenal pernah terjadi Desember 2014. Mereka beraksi di luar batas dengan melakukan penganiayaan.

Saat itu seorang anggota TNI Angkatan Laut, Kopral Satu Sugiyarto, tewas ditangan sembilan penagih utang, karena Sugiyarto berusaha membela temannya, Amen, yang mempertahankan sepeda motornya yang hendak dirampas para penagih utang itu.

Kepolisian sendiri membenarkan profesi yang satu ini merupakan para penagih utang. Para mata elang biasanya bekerja untuk leasing.

"Ya namanya mata elang itu dia kan ditugasi sama leasing untuk menarik motor yang menunggak," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabwo Argo, Minggu (23/4/2017) malam.

Di mata penegak hukum bukan suatu masalah kalau cara-cara penagihan utang tersebut dilakukan secara patut.

"Ya tentunya kalau dia itu dalam menarik motor baik-baik, datang ke rumah kemudian menyampaikan surat tugasnya, kemudian dia bagaimana solusinya, selama pakai cara yang patut di situ enggak masalah," ujar Argo.

Namun lanjut Argo, kegiatan penagihan utang yang menjadi masalah kalau dilakukan dengan cara-cara yang kekerasan. Jika demikian maka bisa menimbulkan pelanggaran hukum.

"Yang tidak diperbolehkan, dia merampas di jalan, kemudian dia sampai melakukan pemukulan, dia pasti melanggar pidana kalau gitu. Tapi kalau selama dia itu menunjukan surat tugas, identitas dari kantor, enggak masalah," ujar Argo.

Pada kasus penyiraman terhadap Novel dengan air keras, Argo memastikan dua orang yang sempat dicurigai, bukan merupakan pelakunya. Kedua orang itu sudah datang mengklarifikasi ke polisi, karena foto keduanya yang tersebar dan sempat dicurigai sebagai pelaku penyerangan.

"Dua orang itu kan datang ke Polda Metro bukan ditangkap, jadi dia datang dengan kemauan sendiri untuk klarifikasi karena fotonya kan beredar. Sehingga dia klarifikasi," ujar Argo.

Keduanya telah menunjukan bukti bahwa saat penyerangan ke Novel, mereka tidak berada di Jakarta. Salah satunya ada di Malang, Jawa Timur dan sementara seorang lainnya menurut Argo berada di Bekasi.

Dia membenarkan kedua orang itu pernah menjadi mata elang. Setelah beralih profesi, keduanya kerap diminta polisi sebagai informan untuk kasus pencurian kendaraan bermotor.

"Mantan mata elang, dia sudah berhenti. Kadang dia akhirnya kita cari untuk informasi berkaitan dengan curanmor, kadang seperti itu. Sudah 20 kali lebih memberi informasi curanmor di Kelapa Gading," ujar Argo.

Sehingga keduanya dinyatakan bukan terkait penyerangan Novel.

Pelaku sebenarnya masih misteri, dan belum ada perkembangan yang didapat pihak berwajib soal siapa pelaku sebenarnya dibalik aksi penyerangan Novel. "Belum ada, kita masih mencari," ujar Argo.

Baca juga: 12 Hari Menanti Terungkapnya Kasus Penyiraman Novel Baswedan...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com