Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukungan Warga dan KTP untuk Ahok

Kompas.com - 12/05/2017, 07:02 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Gerakan warga mengumpulkan kartu tanda penduduk (KTP) untuk Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kembali terulang. Ada dua gerakan pengumpulan KTP untuk Ahok, saat akan maju sebagai calon independen pada Pilkada DKI, dan setelah dia ditahan karena kasus penodaan agama.

Gerakan pengumpulan KTP yang pertama dimotori relawan "Teman Ahok", dengan membuka gerai di beberapa tempat.

Gerai yang kebanyakan ada di pusat perbelanjaan dan tempat-tempat keramaian memungkinkan menarik perhatian warga Jakarta untuk mendukung Ahok melalui KTP.

Syarat agar Ahok bisa maju sebagai calon perseorangan (independen), yakni satu juta KTP warga Jakarta, berhasil dikumpulkan pada Juni 2016 silam. Meski belakangan Ahok memutuskan maju melalui partai politik, setidaknya Teman Ahok, sebagai relawan pertama yang mendukung langkah Ahok mencalonkan diri lagi, telah membuktikan keseriusannya.

Dari informasi terakhir, sebagian KTP yang tak jadi digunakan dikembalikan, selebihnya masih ditumpuk di markas Teman Ahok, juga ada yang dihancurkan.

(baca: Djarot Sebut Ketua DPRD dan Djan Faridz Ikut Jadi Penjamin Penangguhan Penahanan Ahok)

Gerakan pengumpulan KTP untuk Ahok juga terjadi usai Pilkada DKI Jakarta 2017, bertepatan dengan vonis terhadap Ahok yang tersangkut kasus penodaan agama.

Para pendukung, relawan, dan mereka yang bersimpati terhadap putusan hakim berinisiatif mengumpulkan KTP untuk menjadi penjamin penangguhan penahanan Ahok.

Ahok divonis bersalah oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara dan dihukum pidana penjara dua tahun. Hakim juga memerintahkan agar Ahok segera ditahan, yang berujung dengan keberadaan Ahok di Rutan Klas 1 Cipinang kemudian di rutan Mako Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

(baca: Kumpul di Balai Kota, Pendukung Ahok Kumpulkan KTP Jaminan Penangguhan Penahanan)

Adalah warga Bekasi bernama Susy Rizky, tercatat sebagai salah satu inisiator pengumpul KTP untuk menjamin Ahok agar tidak ditahan di rutan dan dijadikan tahanan kota. Ide ini diwujudkan Susy bersama teman-temannya sehari setelah Ahok divonis hakim, Rabu (10/5/2017).

Susy membuka posko pengumpulan KTP untuk Ahok di Balai Kota DKI Jakarta. Tidak lama setelah itu, ketika aksi solidaritas relawan Ahok digelar di Tugu Proklamasi, ada lagi pengumpulan KTP serupa dari relawan bernama Nong.

Tidak hanya warga biasa, sejumlah pejabat seperti Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi, Ketua Umum PPP versi muktamar Jakarta Djan Faridz, hingga tokoh-tokoh lain menyatakan bersedia jadi penjamin untuk Ahok.

Upaya permohonan penangguhan penahanan Ahok masih dilakukan tim kuasa hukum. Menurut seorang anggota kuasa hukum Ahok, Ronny Talapessy, permohonan itu masih menunggu diproses Pengadilan Tinggi DKI Jakarta karena mereka belum menerima salinan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara terhadap Ahok.

Kompas TV Penangguhan Penahanan Ahok Diupayakan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com