Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pendukung Ahok yang Masih Bertahan di Mako Brimob

Kompas.com - 12/05/2017, 16:00 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pendukung Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masih bertahan di sekitar Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok pada Jumat (12/5/2017). Mereka mengatakan akan tetap bertahan di sana hingga Ahok dibebaskan.

Salah satunya adalah Rismauli Tambunan (44). Warga Rawamangun, Jakarta Timur itu  mengaku sudah tidak pulang ke rumahnya sejak empat hari lalu.

"Saya sudah nginep dari sidang Pak Ahok di Kementan, terus ke Cipinang dan terakhir di sini (Mako Brimob," kata Risma di Jalan Komjen M Yasin, Kelapa Dua, Depok, Jumat siang.

Saat ini Risma bersama 14 orang lainnya memilih tidak melakukan aksi unjuk rasa di depan Mako Brimob. Mereka hanya duduk-duduk beralaskan tikar di bawah pohon di depan GPIB Gideon yang berada persis di samping Mako Brimob.

"Di sana (Mako Brimob) ada kawat berduri, makanya kami di sini aja," kata dia.

Ibu dua anak ini mengaku telah disetujui keluarganya untuk mendukung Ahok. Dia mengatakan Ahok telah berjasa bagi kehidupan keluarga mereka.

"Anak saya bisa sekolah di SMA 74 karena dapat KJP. Mungkin kalo enggak dapat (KJP) anak saya enggak bisa lanjut (sekolah)," kata dia.

Ibu rumah tangga itu mengaku akan tetap bertahan di Mako Brimob hingga Ahok dibebaskan.

"Kami mau Pak Ahok bebas, dia orang baik. Kami enggak mau pulang sampe Bapak (Ahok) pulang," kata dia.

Risma mengaku semalam harus tidur di pelataran GPIB Gideon. Pihak kepolisian tidak memberi izin dirinya dan teman-temannya tidur di depan Mako Brimob.

Untuk kebutuhan makan, Risma kerap mendapat sumbangan dari pendukung Ahok lainnya yang sempat berunjuk rasa di Mako Brimob.

"Kami enggak mau disumbang uang, kalau makanan kami terima," kata dia.

Seorang pendukung Ahok lainnya, Alin (21) mengatakan dia baru datang ke Mako Brimob hari ini. Alin, seorang mahasiswi, mengidolakan Ahok.

"Beliau (Ahok) orangnya tegas dan berani," kata dia.

Aline datang bersama rekannya Ivone. Keduanya membawa bunga dan ditaruh di kawat berduri di depan Mako Brimob.

"Walau kami bukan orang Jakarta, kami sedih melihat Pak Ahok dipenjara. Kami mau dia bebas," ujarnya.

Ahok dinyatakan bersalah dan dihukum dua tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada Selasa (9/5/2017) dalam kasus penodaan agama. Hakim memerintahkan Ahok segera ditahan. Ahok sempat menghuni Rutan Klas 1 Cipinang tetapi kemudian dipindahkan ke rutan Mako Brimob Polri di Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Kompas TV Sudah tidak terlihat lagi pendukung dan simpatisan Ahok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com