Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Raya Waisak, Massa Pendukung Ahok Diminta Tinggalkan Mako Brimob

Kompas.com - 11/05/2017, 18:08 WIB
Sherly Puspita

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Kabag Ops Korps Brimob Kombes Pol Waris Agono menjelaskan alasan pembubaran aksi massa pendukung Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Kamis (11/5/2017).

Ia mengatakan, sesuai ketentuan Undang-undang, pada hari besar keagaman dilarang adanya penyampaian pendapat di muka umum. Untuk diketahui, Kamis ini adalah Hari Raya Waisak.

"Undang-undang nomor 9 tahun 1998 tentang penyampaian pendapat di muka umum itu ada mengatur bahwa hari-hari besar keagamaan itu dilarang menyampaikan pendapat di muka umum," jelas Waris.

Ia pun memberikan pengertian kepada massa pendukung agar mau membubarkan diri dari Mako Brimob.

Baca: Massa Pendukung Ahok Diminta Bubarkan Diri dari Mako Brimob

"Jadi ini sebenarnya kan kita membelajarkan kepada warga masyarakat, bahwa ini adalah Hari Raya Waisak ya, hari raya umat Budha. Kita harus toleransi kepada umat Budha, kemudian juga kan ini dilarang oleh undang-undang," terangnya.

Meski masa pendukung Ahok berulang kali menyebut aksi yang dilakukan bukanlah bentuk unjuk rasa. Namun, aksi solidaritas semacam itu pun dianggap melanggar ketentuan Undang-undang.

"Kan bentuk-bentuk penyampaian pendapat dimuka umum itu ada yang dukungan, ada yang tratikal, ada yang karangan bunga ya segala macem, nah itu kan mengganggu," terangnya.

Baca: Mendagri Surati Seorang Wanita yang Berorasi Usai Ahok Divonis

Menurutnya, sejauh ini aparat keamanan telah mencoba bersikap kooperatif terhadap para pendukung Ahok dan masih memberikan kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya.

"Kita memberikan inisiatif sebenarnya, kami lakukan diskresi kepolisian dengan maksud supaya masyarakat mengerti keadaannya Pak Ahok walaupun melalui suara," pungkasnya.

Kompas TV Simpatisan Ahok juga masih bertahan di Mako Brimob Kelapa, Dua Depok, Jawa Barat. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com