Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga: Jangan Salah Artikan Ekonomi Syariah Itu Ekstrem dan Radikal

Kompas.com - 12/05/2017, 21:44 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Wakil Gubernur terpilih DKI Jakarta Sandiaga Uno menyatakan ketertarikannya untuk menjadikan Jakarta sebagai salah satu pusat ekonomi syariah. Namun ia meminta masyarakat untuk tidak menyalahartikan rencananya tersebut.

Sebab, kata Sandi, ada masyarakat yang menghubung-hubungkan ekonomi syariah dengan penerapan hukum syariah. Padahal, kata dia, ekonomi syariah kini dikembangkan di banyak negara, bahkan di negara yang penduduknya bukan mayoritas muslim.

"Jangan menyalahartikan ekonomi syariah itu ekonomi yang ekstrem, radikal. Tapi ini adalah ekonomi yang justru pertumbuhnnya sangat besar di Hongkong, di Kuala Lumpur, di London. Ini sangat luar biasa pertumbuhannya," kata Sandi usai menjadi pembicara dalam seminar di Sekolah Tinggi Ekomomi Islam (STEI) Tazkia, Sentul, Bogor, Jumat (12/5/2017).

Pada kesempatan itu, turut mendampingi Sandi adalah salah satu pakar ekonomi syariah Indonesia, Syafe'i Antonio. Menurut Sandi, dirinya dan Syafe'i menilai Jakarta punya potensi besar untuk dikembangkan menjadi pusat ekonomi syariah. Caranya, adalah dengan memberikan insentif bagi perusahaan dunia berbasis ekonomi syariah yang ingin berinvestasi dan membuka kantor di Jakarta.

Jika kondisi itu terjadi, Sandi yakin tidak hanya menciptakan banyak lapangan kerja tetapi juga dapat membuat Jakarta dapat bersanding dengan kota-kota dunia lainnya yang kini sudah menjadi pusat ekonomi syariah.

"Jadi jangan disalahartikan bahwa ekonomi syariah itu ekstrem, radikalisme, dan lain sebagainya. Kita justru bisa bersanding kok dengan London. Kita bisa berkembang," kata Sandi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com