Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temui Pemprov, Tim Sinkronisasi Cari Cara Kontrol KJP jika Ditarik Tunai

Kompas.com - 22/05/2017, 18:36 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu program yang dibahas dalam rapat antara tim sinkronisasi Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Pemprov DKI Jakarta adalah Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus.

Anggota tim sinkronisasi, Edriana Noerdin, mengatakan bahwa mereka memaparkan perbedaan KJP Plus dengan KJP.

Adapun KJP Plus merupakan program yang diusung Anies-Sandiaga. Perbedaan itu membuat program KJP Plus harus diselaraskan dengan program KJP sebelumnya.

"Selain dari sisi penerima manfaat, KJP Plus kan boleh bantuan tunai, boleh di-cash-kan, KJP kan enggak bisa, itu juga yang harus diselaraskan bagaimana agar bisa diakomodasi," ujar Edriana di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (22/5/2017).

(Baca juga: Kepala Bappeda DKI: Mayoritas Program Anies-Sandi Klop dengan Pemprov)

Sistem KJP yang dapat ditarik tunai ini memunculkan kekhawatiran akan rentannya penyelewengan.

Untuk mengatasi hal itu, Edriana mengatakan bahwa mereka akan membuat sistem dalam mengontrol penggunaan dana KJP.

Menurut dia, tarik tunai KJP bukan sesuatu yang baru. Sebelum dibuat cashless oleh Gubernur non-aktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, KJP bisa ditarik tunai.

"Jadi itu kita bikin sistem untuk mengontrolnya, karena apa, kan tingkat kebutuhannya berbeda antara satu keluarga dengan keluarga lainnya," ujar Edriana.

(Baca juga: Kadishub DKI: Program Anies-Sandi soal Tarif Transportasi Rp 5.000 Bisa Segera Direalisasikan)

Perubahan lain yang juga harus disesuaikan adalah terkait penerima manfaat KJP. Sebelumnya, penerima KJP hanya terbatas pada anak-anak yang sekolah formal.

Edriana mengatakan, masih ada pertemuan lanjutan antara tim sinkronisasi dan Pemprov DKI. Pertemuan berikutnya akan membahas hal-hal teknis. 

Kompas TV Sekda DKI: Djarot Izinkan Pertemuan dengan Tim Sinkronisasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com