Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mochtar Mohamad Yakin Kasus Korupsi Tak Pengaruhi Elektabilitasnya di Pilkada Kota Bekasi

Kompas.com - 08/06/2017, 15:07 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com – Mantan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mochamad (M2) mengatakan kasus korupsi yang pernah menimpanya dahulu tidak akan mempengaruhi elektabilitasnya pada saat maju Pilkada Kota Bekasi 2018.

“Nah soal itu persepsi masyarakat, orang PKS juga ngomong ke saya, itu enggak ada pengaruh. Seperti kemarin pas ambil formulir sampai seribu orang lebih datang untuk mengantar saya ke DPC PDI Perjuangan,” ujar Mochtar kepada Kompas.com saat diwawancarai di kediamannya di Perumahan Jaka Permai Bekasi, Rabu (7/6/2017) malam.

Mochtar menjelaskan, pada saat Ia ingin maju ke Pilkada Kota Bekasi 2018, setiap harinya banyak orang yang datang ke tempat kediamannya untuk memberikan dukungan.

“Setiap malam, enggak pernak sepi pada datang ke rumah. Mulai dari partai-partai, tokoh-tokoh agama, dan ormas-ormas ke sini,” kata dia.

Baca: Mochtar Mochamad: Saya Maju Lagi di Kota Bekasi demi Jaga Partai

Ia melanjutkan, kedatangan orang-orang tersebut tujuannya untuk menyatakan dukungannya. 

Ada juga yang membuat tim sendiri untuk mendukung M2, kemudian membuat surat pernyataan dukungan, hingga membawakan makanan, kaos, dan kain sarung.

Pada Kamis (1/6/2017) pria yang akrab disapa M2 ini mengambil formulir pendaftaran di Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kota Bekasi PDI Perjuangan. Kemudian pada Selasa (6/6/2017) telah mengembalikan formulir tersebut.

Mochtar mengaku sebenarnya tak mau lagi mencalonkan diri di Pilkada Kota Bekasi 2018. Mochtar menegaskan apabila Ia tidak didukung oleh masyarakat maka tidak akan maju untuk Pilkada Kota Bekasi 2018.

“Kalau masyarakat dukung dan kita diminta maju ya maju, kalau nggak diminta ya buat apa, udah enak bisnis. Jadi saya sekarang kalau ditugasin (maju Pilkada Kota Bekasi 2018) ayo saja, kalau nggak ya sudah bisnis saja,” kata Mochtar.

Sebelumnya, saat menjadi Wali Kota Bekasi periode sebelumnya, Mochtar terjerat kasus korupsi karena dituduh menyuap anggota DPRD Bekasi sebesar Rp 1,6 miliar untuk memuluskan pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2010.

Selain dituduh menyuap anggota DPRD, Mochtar juga diduga menyalahgunakan anggaran makan-minum sebesar Rp 639 juta untuk memuluskan pengesahan anggaran pendapatan dan belanja daerah tahun 2010.

Ia juga diduga memberikan suap sebesar Rp 500 juta untuk mendapatkan Piala Adipura 2010 dan menyuap pegawai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) senilai Rp 400 juta agar mendapat opini wajar tanpa pengecualian.

Mochtar diputus bebas oleh majelis hakim pengadilan tindak pidana korupsi Bandung. Namun, di tingkat kasasi tahun 2012, Mochtar terbukti bersalah dan divonis 6 tahun penjara. Kemudian tahun 2015, Mochtar bebas.

Kompas TV Pilkada serentak 2017 telah rampung digelar. Selain Ibu Kota Jakarta, yang tak kalah menarik perhatian ialah Pilkada Kabupaten Bekasi dan Provinsi Banten. Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bekasi, sejumlah tim pemenangan mengumumkan hasil hitung cepat. Saling klaim pemenang pun terjadi antara pasangan calon nomor urut 2 dan nomor urut 5. Pasangan calon nomor urut dua, Sa'duddin-Ahmad Dhani Prasetyo mengklaim telah menang dengan selisih 3% dari paslon petahana nomor urut 5, Neneng Hasanah Yasin-Eka Supriatmaja. Tim pemenangan Saduddin-Ahmad Dhani yang diusung koalisi PKS, Gerindera, dan Demokrat mengklaim menang dengan 35,6% suara. Hal ini mereka anggap telah mengalahkan pasangan nomor urut 5 dengan perolehan 32,33% suara. Meski kedua pasangan calon mengklaim telah memenangkan versi hitung cepat, kedua pasangan menyerahkan sepenuhnya kepada penghitungan resmi KPU daerah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com