JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga mengatakan, bagunan-bangunan semi-permanen di kolong tol dekat RPTRA Kalijodo, Jakarta Utara, dikontrakan bahkan dijual oleh orang-orang yang mendirikan bangunan-bangunan itu.
Erna, warga kolong tol yang ditemui Kompas.com, Rabu (14/6/2017), mengatakan ia membayar sewa bedeng kontrakannya Rp 200.000 per bulan. Erna telah empat bulan tinggal di kawasan itu.
Sebelumnya, ia mengontrak di kawasan Kapuk Muara, Jakarta Utara. Karena biaya kontrakan di Kapuk Muara cukup besar, Erna dan suaminya memutuskan untuk tinggal dan mengontrak sebuah bedeng di kolong tol itu.
"Di sini dikontrakan. Sudah tinggal sudah empat bulan," kata Erna.
Warga lainnya, Salma, menyampaikan hal yang sama. Ia mengatakan telah menyewa bedeng di kawasan itu sejak dua bulan lalu. Salma menceritakan, bedeng yang disewanya tak terlalu besar. Ada sebuah ruang tamu dan satu buah kamar tidur.
Perlengkapan seperti tempat tidur atau peralatan rumah tangga lainnya, dia siapkan sendiri. Ia mengatakan, harga yang murah serta akses yang dekat dengan tempat kerjanya membuat Salma memutuskan pindah ke kolong tol.
"Saya kerja di sarang burung walet. Kalau di sini murah, adem. Tempat kerja juga dekat," ujar Salma.
Tunyati, warga asli Probolinggo, Jawa Timur, mengatakan ia membeli sebuah bedeng di kawasan itu seharga Rp 4 juta. Ia membeli dari seorang warga yang merupakan pemilik bedeng-bedeng itu.
Bedeng seharga Rp 4 juta itu memiliki dua kamar tidur serta satu ruang tamu. Ukuran bedeng yang dibeli, kata Tunyati cukup besar. Tunyati mengatakan, banyak bedeng sengaja dibangun lalu dikontrakan bahkan dijual kepada warga.
"Saya beli sekitar Rp 4 juta. Jadi enggak usah bangun apa-apa lagi. Datang langsung nempati," ujar Tunyati.
Pada Rabu pagi, petugas gabungan dari kepolisian, TNI, dan Satpol PP DKI Jakarta membongkar bangunan liar semi-permanen di kolong Tol Pluit dekat RPTRA Kalijodo itu. Sebanyak 1.600 petugas gabungan diterjunkan saat pembongkaran tersebut.