Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Kata Lurah dan Camat Baru jika Relawan Jokowi-Ahok Minta Proyek?

Kompas.com - 25/06/2013, 17:27 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Bagaimana jika ada orang yang mengaku relawan Jokowi-Ahok meminta proyek? Pertanyaan itu terlontar saat public hearing lurah camat yang lolos seleksi dan promosi jabatan atau dikenal dengan lelang jabatan di Balai Agung, Balaikota, Selasa (25/6/2013).

Kebetulan, pertanyaan itu ditujukan kepada Loli Novita, wanita yang saat ini menjabat Kepala Puskesmas Petamburan, Jakarta Barat. Dengan tegas, Lili mengatakan tidak memberi ruang atas praktik ilegal jual beli proyek semacam itu.

"Seperti yang sudah saya laksanakan sebelum ini, siapa pun yang minta sama saya, enggak saya kasih. Silakan ikuti sesuai aturan," tegas Loli.

Jawaban itu langsung mendapat tepuk tangan meriah dari sekitar 498 peserta lelang jabatan yang hadir, termasuk Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang turut hadir dalam public hearing itu.

Dalam kesempatan selanjutnya, peserta lelang jabatan lainnya, Mursidin, mengapresiasi positif langkah Jokowi melakukan seleksi dan promosi terbuka bagi jabatan lurah dan camat. Menurut pria yang saat ini menjabat sebagai Kepala Sub Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta itu, lelang jabatan adalah bentuk transparansi.

"Jabatan yang dulu hanya untuk orang tertentu kini jadi transparan. Mengapa saya ikut? Karena lurah dan camat ujung tombak pembangunan di Jakarta, saya mau ikut ambil bagian," ujarnya.

Untuk diketahui, Loli dan Mursidin adalah salah satu peserta lelang jabatan yang mendapatkan nilai tertinggi dalam uji manajerial tahap pertama.

Di akhir acara, Gubernur DKI Jakarta Jokowi pun mengatakan, program lelang jabatan tidak ada yang ditutup-tutupi dan telah memenuhi aspek transparan.  

"Ini baru dalam rangka perbaikan manajemen di kelurahan dan kecamatan," ujarnya.

Seleksi promosi jabatan lurah dan camat meloloskan sebanyak 498 peserta dalam tahap pertama. Sementara DKI Jakarta membutuhkan 44 jabatan camat dan 267 jabatan lurah. Oleh sebab itu, para peserta yang tidak mendapatkan jabatan lurah atau camat nantinya akan "disimpan" jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk jabatan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

    Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

    Megapolitan
    Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

    Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

    Megapolitan
    Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

    Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

    Megapolitan
    Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

    Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

    Megapolitan
    Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

    Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

    Megapolitan
    Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

    Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

    Megapolitan
    Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

    Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

    Megapolitan
    Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

    Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

    Megapolitan
    Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

    Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

    Megapolitan
    Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

    Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

    Megapolitan
    Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

    Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

    Megapolitan
    Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

    Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

    Megapolitan
    2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

    2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

    Megapolitan
    Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

    Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

    Megapolitan
    Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

    Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com