Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didukung, Wacana Batasi Waktu Operasional Tempat Dugem

Kompas.com - 26/06/2013, 06:16 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana pembatasan waktu operasional tempat hiburan malam (dugem), mendapat dukungan. Pembatasan ini diharapkan turut menekan angka penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba).

"Meminimalisir jumlah pengguna narkoba khususnya ekstasi (yang) banyak ada di tempat-tempat hiburan," kata Kepala BNN Anang Iskandar, dalam acara peringatan Hari Anti-Narkoba Internasional, Selasa (25/6/2013) di Bulungan, Jakarta Selatan, Selasa (25/6/2013). Dia mengatakan ekstasi banyak beredar di tempat hiburan karena efeknya baru penuh terasa ketika diiringi musik khas dugem.

"Pembatasan (waktu operasional ini) wajar-wajar saja," imbuh Anang. Dia pun menyatakan dukungan penuh atas rencana tersebut.

Hari anti-narkoba

Sementara itu, terkait peringatan Hari Anti-Narkoba Internasional, Anang mengajak semua pihak untuk merenungi kembali tentang kasus peredaran narkoba yang jumlahnya kian memprihatinkan. Saat ini, jumlah pecandu narkoba di Indonesia diperkikrakan telah mencapai 4 Juta orang.

"Kalau kita bisa merehabilitasi 1 Juta setiap tahun maka diharapkan akan hilang pengguna narkobanya. Kalau sudah hilang, tidak ada demand tentu tidak ada supply ke Indonesia," ujar Anang.

Sementara mengenai sanksi terhadap para pengedar narkoba, dengan tegas Anang menyatakan hukuman mati merupakan hukuman yang setimpal. "Hukuman terhadap pengedar narkoba jelas, hukuman mati sudah dijatuhkan, dan saya apresiasi," tegasnya.

Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyatakan dalam rapat di Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat menguat wacana pembatasan waktu operasional tempat hiburan malam. Meski belum ada pembahasan lebih lanjut di Pemerintah Provinsi Jakarta, Jokowi mengatakan wacana tersebut sedang dipertimbangkan bila memang bermanfaat terutama untuk menekan angka penyalahgunaan narkoba.

Gubernur yang menggemari musik metal itu tak menampik Jakarta telah menjadi pasar bagi barang haram tersebut. Oleh sebab itu, ia menegaskan pengawasan ketat terhadap sejumlah tempat dugem termasuk mengatur jam operasionalnya, mutlak diperlukan, meskipun dilakukan dengan perlahan-lahan mengurangi waktu operasional itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

    Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

    Megapolitan
    Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

    Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

    Megapolitan
    Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

    Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

    Megapolitan
    Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

    Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

    Megapolitan
    Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

    Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

    Megapolitan
    Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

    Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

    Megapolitan
    Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

    Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

    Megapolitan
    Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

    Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

    Megapolitan
    PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

    PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

    Megapolitan
    Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

    Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

    Megapolitan
    Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

    Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

    Megapolitan
    Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

    Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

    Megapolitan
    Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

    Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

    Megapolitan
    Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

    Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

    Megapolitan
    Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

    Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com