Pada hari-hari biasa, kawasan ini selalu ramai dikunjungi para pekerja, yang rata-rata adalah pekerja kasar. Musik juga diputar keras-keras, dengan lagu-lagu yang bernuansa house music, tarling, hingga dangdut koplo. "Biasa Mas, memasuki bulan puasa, mbak-mbak-nya pada pulang," ujar Yanto, seorang tukang ojek yang biasa mangkal di sekitar stasiun Tanah Abang, Selasa malam (9/7/2013).
Menurut dia, meski lokasi hiburan malam ini akan menghentikan kegiatannya saat memasuki bulan puasa, tetapi hal itu tidak akan lama. "Ya, biasanya mereka balik lagi beberapa hari ke depan," jelasnya.
Bongkaran merupakan wilayah dengan luas sekitar 3 hektar di kawasan Tanah Abang. Di wilayah inilah, para pekerja seks komersial (PSK) menggantungkan hidupnya dengan mengais rejeki dari para buruh yang butuh hiburan. Mereka berasal dari berbagai daerah, antara lain Indramayu dan kota-kota lainnya di sekitaran Jakarta. Namun, Yanto juga menyebutkan, ada juga PSK yang berasal dari wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Selain "sisi kelam", wilayah ini juga menjadi salah satu pusat bisnis sektor informal. Banyak penjaja makanan, pakaian, hingga aksesori busana kelas bawah yang juga menggantungkan hidupnya dari rantai ekonomi di kawasan Bongkaran. Para pelaku usaha sektor informal ini biasanya membuka usahanya sejak selepas maghrib hingga tengah malam. Namun, pelaku usaha ini juga ikut tutup ketika memasuki bulan Ramadhan.
Bongkaran, tak dimungkiri, memiliki rantai ekonomi yang cukup panjang, dan banyak orang yang menjadikan kawasan ini sebagai sandaran hidup. Pemprov DKI beberapa kali pernah mencoba mempercantik kawasan itu, dan berkali-kali pula kawasan tersebut kembali kusam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.