"Centeng gimana? Mereka mau lawan anak sekolah? Itu kan untuk kepentingan anak sekolah juga masjid di daerah itu," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Rabu (10/7/2013).
Politisi Partai Gerindra itu juga memastikan Pemprov DKI telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk menindak tegas para centeng bayaran tersebut. Terlebih, jika centeng-centeng itu melakukan tindak kekerasan terhadap warga maupun anak-anak sekolah di sekitar kawasan itu.
"Kami sudah mendapatkan jaminan dari polisi bahwa tidak ada lagi aksi premanisme di DKI Jakarta," tegas Basuki.
Pembangunan jalan ke SMP Negeri 289 itu, kata dia, untuk kepentingan warga sekitar, termasuk siswa-siswa agar mudah bersekolah. Begitu pula dengan warga yang ingin beribadah ke masjid di samping sekolah tersebut. Oleh karena itu, ia menjamin adanya tindak tegas dari kepolisian dan Pemprov DKI terhadap pihak-pihak yang menghambat kelancaran akses jalan warga.
Sengketa lahan SMPN 289 ini bermula dari klaim Gubar selaku Ketua RW 05 Cilincing yang meminta ganti rugi hingga miliaran rupiah atas lahan itu. Gubar mengklaim telah menggarap tanah seluas 2,8 hektar itu sejak 1987.
Saat sekolah itu mulai dibangun pada 2009, Gubar mengaku sudah mengingatkan Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk segera memberi ganti rugi atas lahan tersebut. Setelah sekian lama, Gubar menutup akses jalan menuju SMP Negeri 289 pada Selasa (9/7/2013) kemarin, ia membuka akses setelah bertemu dengan utusan Gubernur Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.