"Kami banyak mendapatkan laporan dari masyarakat mengenai mahalnya harga buku LKS. Bagi yang tidak mampu, mengeluarkan uang untuk beli buku LKS Rp 200.000 sangat berat. Makanya, kami minta LKS dihapus saja," kata Ketua Komisi D DPRD Kota Depok, Muttaqin, di Balaikota Depok, Jumat (12/7/2013).
"Kami Komisi D akan menyampaikan hal ini ke Dinas Pendidikan Kota Depok," lanjutnya.
Selain mahal, menurut Muttaqin, buku LKS perlu dihapus karena belum tentu sesuai kebutuhan sekolah dan membuat guru tidak kreatif dan membuat siswa malas menulis.
"Setiap sekolah kan tentunya membutuhkan ragam materi yang berbeda dan pemberian materi itu disesuaikan dengan program sekolah itu. Makanya, lebih baik para guru yang membuat LKS dan soalnya. Biar guru lebih kreatif lagi, apalagi Kurikulum 2013 akan digunakan," paparnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Herry Pansila, menyatakan pihaknya mendukung keinginan Komisi D DPRD Kota Depok.
"Kami sudah memiliki LKS online. Jadi, siswa yang mau belajar dapat membuka internet untuk mengerjakan soal dan melihat materi. Saya yakin pihak sekolah tidak masalah untuk membuat lembaran kerja," katanya.
Sementara itu, Wati (35) mengaku membeli LKS seharga Rp 200.000 dan buku paket seharga Rp 200.000 untuk anaknya yang duduk di Kelas V sebuah sekolah di Depok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.