Sejak Selasa (16/7/2013) kemarin, pelajar kelas VI belajar di mushala yang berada dalam lingkungan sekolah ketika plafon di ruang guru di sana jebol. Sebab, menurut Yoni (40) penjaga sekolah, plafon ruang guru tersebut roboh pada Senin (15/7/2013). Kebetulan pada hari itu memang akan ada rapat dengan orang dari Dinas Pendidikan Jakarta Timur bersama pihak sekolah.
"Orang dari Dinas (Pendidikan) terus dibel (telepon) dan sudah ketemu. Jadi memang anak-anak disuruh ngungsi dulu belajarnya dari sekolah," kata Yoni di lokasi, Rabu (17/7/2013) malam.
Ada delapan ruangan sekolah yang bisa dikatakan rawan. Ruangan itu terdiri dari dua ruangan kelas I, dua ruangan kelas II, dan sisanya masing-masing satu kelas untuk ruangan kelas III, IV, V, dan VI.
Pelajar kelas VI menggunakan bangunan mushola untuk belajar. Sementara sisa pelajar lainnya masih menggunakan bangunan yang sudah tak layak itu.
"Mulai Selasa kemarin yang kelas VI belajar di mushala. Karena kan kita lihat ini sudah enggak layak. Memang sudah ada rencana renovasi, tapi belum tahu kapan," ujar Yoni.
Para siswa yang belajar di sekolah tersebut kemungkinan akan direlokasi ke SDN 24 Kramatjati, Jakarta Timur. Namun, lantaran kondisi sekolah di sana sudah penuh siswa, rencananya waktu belajar akan dilakukan secara begantian.
"Jadi besok (hari ini) mau ada rapat antara orangtua murid dengan guru, tentang pemindahan anak-anak. Jadi kalau di SDN 24 itu positif (dipindah di sana)," jelasnya.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, plafon di ruangan guru memang sudah jebol. Kondisi kayu yang menopang rangka di genting merah (bata) sudah banyak yang keropos, retak dan membahayakan. Pada bagian atap belakang sekolah yang menghadap jalan Kerja Bakti, Kramatjati, Jakarta timur itu juga tampak sudah "turun".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.