Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RPH Tanah Abang Dilepas, Tukang Jagal Belum Dapat Solusi

Kompas.com - 19/07/2013, 17:56 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — PD Dharma Jaya sudah menyerahkan rumah pemotongan hewan (RPH) mereka yang berada di Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, kepada PD Pasar Jaya. PD Dharma Jaya berencana memindahkan kegiatan pemotongan hewan ke Cakung, Jakarta Timur.

Sejauh ini, orang-orang yang selama ini bekerja di RPH Blok G Pasar Tanah Abang keberatan pindah ke Cakung. Mereka bersedia pindah lokasi, asal lokasi itu masih di kawasan Tanah Abang.

Menurut Pengelola Blok G Pasar Tanah Abang, Warimin, pihaknya hanya menerima lokasi RPH Pasar Tanah Abang, sementara orang-orangnya masih merupakan tanggung jawab PD Dharma Jaya. Warimin meminta PD Dharma Jaya ikut mencari solusi untuk orang-orang itu.

"Terus kami yang memutarkan orang-orang itu? Ya enggak adil lah," ungkap Warimin, di Jakarta, Jumat (19/7/2013).

"Dharma Jaya sudah menyerahkan. Orang-orang dia pindahin dulu. Kalau mereka enggak mau (dipindah) ke Cakung, harus dicarikan solusinya," lanjutnya.

Pemprov DKI sendiri berencana mengubah RPH di Blok G Pasar Tanah Abang itu menjadi tempat parkir. Sejauh ini, rencana itu terkendala izin penggunaan lahan.

Sementara itu, Koordinator tukang jagal hewan di RPH Blok G Pasar Tanah Abang, Ali Jawaz, mengatakan, awalnya ia memotong hewan di Blok A dan pindah ke Blok G pada masa pemerintahan Gubernur Wiyogo Atmodarminto.

Ali mengatakan, pada dasarnya tukang jagal di Blok G bersedia direlokasi, asal tempatnya hanya di sekitar Tanah Abang. Mereka tidak sepakat dengan tawaran PD Dharma Jaya yang menawarkan tempat di Cakung, Jakarta Timur.

Warimin dan Ali sudah membicarakan persoalan tempat RPH baru dengan Wali Kota Jakarta Pusat, Syaefullah. Dalam diskusi itu, menurut Warimin, Ali menawarkan tiga lokasi alternatif, yaitu di tanah milik PT KAI, di belakang Museum Tekstil, dan di dekat Pasar Melati.

"Tapi Pak Wali Kota menawarkan ke Pak Ali bagaimana kalau pakai bekas tempat ternak itik dia, di Marunda. (Dipindah) Ke Cakung aja enggak mau, kok malah mau dipindah ke Marunda," kata Warimin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com