Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curi Motor, Dua Residivis Dibekuk

Kompas.com - 27/07/2013, 16:06 WIB
Windoro Adi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dua residivis, tersangka pencuri sepeda motor, ditangkap warga dan anggota Polsek Palmerah, Jakarta Barat, Sabtu (27/7/2013). Kejahatan mereka terbongkar karena seorang anak melihat mereka membawa motor.

Kapolsek Palmerah Komisaris Slamet mengatakan, pada Selasa (9/7/2013) pukul 01.00, tersangka Dimas Saputa (21) dan Muhammad Ilham (27) bertemu di Gang Kiapang, Boncos, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakbar. Keduanya sepakat hendak mencuri.

Mereka lalu berjalan kaki. Saat melintas di Jalan Ori Raya di lingkungan RW 3, Kota Bambu Selatan, keduanya melihat satu rumah tak berpagar dengan pintu depan terbuka. Dimas masuk rumah tersebut, sedang Ilham berjaga di luar.

Dimas melihat si penghuni rumah, Suherman, sedang tertidur pulas di kamar. Dimas mengambil telepon seluler Nokia di meja. Ia melihat dan mengambil celana jeans tergantung di tembok. Dari saku celana jeans, Dimas mengambil kunci dan STNK sepeda motor Honda Supra X dari dompet korban. Dimas kemudian keluar menyerahkan kunci motor kepada Ilham.

Tampak sepeda motor di parkir di gang, di depan rumah korban. Saat Ilham hendak memasukkan anak kunci ke rumah kunci sepeda motor, terdengar suara batuk-batuk tetangga. Oleh karena itu, keduanya mengurungkan niat mencuri sepeda motor, dan pergi ke Boncos. Di sana mereka menjual ponsel korban seharga Rp 100.000. Uangnya mereka belikan paket putau seharga Rp 50.000. Keduanya lalu mengonsumsi putau tersebut.

Selesai mengonsumsi putau, Dimas mengajak Ilham kembali ke rumah Herman, mencuri sepeda motor. Keduanya sampai di rumah korban pukul 03.00. Setelah memasukkan anak kunci ke rumah kunci sepeda motor, Ilham menggeser mundur, lalu menghidupkan mesin sepeda motor. Saat mesin sepeda motor dihidupkan, alarm sepeda motor berbunyi, tetapi keduanya tidak peduli dan kabur dengan sepeda motor curian tersebut. Lima detik setelah mesin sepeda motor menyala, alarm mati.

Di kolong jembatan Jatibaru, Ilham yang mengendarai sepeda motor bertukar kemudi dengan Dimas. Alasannya, Dimas yang tahu arah ke mana sepeda motor curian tersebut hendak dijual. Dimas lalu membawa sepeda motor tersebut ke rumah Arya (28) di Gang Kubur, Jatibunder, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Karena Arya tidak ada di rumah, Dimas menelepon Arya. Arya pun datang pukul 07.30. Sepeda motor pun dijual seharga Rp 1,5 juta. Arya dan Dimas kemudian berboncengan dengan sepeda motor Honda Beat berwarna biru-putih menuju Kampung Bandan, Jakarta Utara, ke satu kantor jasa pengangkutan. Dengan sepeda motor curian, Dimas mengikuti keduanya.

Setiba disana, sekitar pukul 09.00, sepeda motor dibungkus dan hendak dikirim ke kampung halaman Arya di Madura. Setelah membereskan sepeda motor curian, ketiga pria menuju ke Taman Fatahillah, Jakarta Barat. Di sana Arya menyerahkan uang Rp 1,5 juta kepada Dimas. Seusai bertransaksi, Arya pun meninggalkan Dimas dan Ilham. Keduanya pulang dengan naik mikrolet jurusan Kota-Tanah Abang. Di mikrolet mereka membagi uang sama banyak, masing-masing Rp 750.000.

Mereka tidak tahu, ada seorang anak melihat keduanya saat sedang berada di kolong Jembatan Jatibaru. Si anak yang ternyata tetangga korban menyampaikan apa yang ia lihat kepada korban. Herman bersama warga kemudian menangkap Ilham saat sedang "nongkrong" di Boncos. Dari sana, Ilham dibawa ke Polsek Palmerah.

Dari keterangan Ilham kepada polisi terungkaplah bahwa Ilham beraksi bersama Dimas. Sabtu (27/7/2013) pukul 00.30, Dimas pun ditangkap saat sedang tidur di Boncos. "Menurut pengakuan mereka, uang sudah mereka habiskan untuk membeli putau," kata Slamet.

Ia menambahkan, Ilham adalah residivis kasus narkoba, sedang Dimas residivis spesialis pencuri di rumah dan indekos. "Ilham pernah dua kali divonis masing-masing 10 bulan penjara pada tahun 2010 dan 2011," kata Slamet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

Megapolitan
Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Korban Begal Bermodus "Debt Collector" di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Ditangkap

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Ditangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com