Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buruknya Pelayanan Sebabkan Pemudik Hindari Angkutan Umum

Kompas.com - 31/07/2013, 22:10 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Masih buruknya pelayanan transportasi umum menyebabkan banyak pemudik memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk pulang kampung. Buruknya pelayanan transportasi umum ini terjadi di semua jenis angkutan, baik pesawat, kapal laut, bus, dan kereta api.

"Mereka banyak migrasi ke kendaraan pribadi, baik roda dua maupun empat," kata anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Tulus Abadi dalam diskusi "Mewujudkan Transportasi Mudik Lebaran yang Manusiawi" di Jakarta, Rabu (31/7/2013).

Untuk pelanggaran di angkutan udara, kata Tulus, yang sering terjadi adalah penundaan pemberangkatan, hilangnya bagasi, dan pelanggaran tarif batas atas. Menurutnya, ketika suatu maskapai penerbangan telah menetapkan tarif batas atas, seharusnya penumpang memperoleh layanan maksimal.

Adapun di layanan bus dan kereta api, kata Tulus, yang sering terjadi adalah pelanggaran batas atas yang disertai percaloan. Ketika sudah membayar mahal, penumpang masih diminta uang tips oleh kondektur maupun petugas lain dengan dalih pelayanan jasa.

Adapun di kapal laut, seringkali daya angkut penumpang melebihi kapasitas. "Manifes kapal terkesan hanya formalitas belaka," ujarnya.

Prediksi dari Kementrian Perhubungan pada tahun ini, pemudik dengan kendaraan pribadi untuk roda empat naik menjadi 1,76 juta unit dibanding 1,66 juta unit pada tahun lalu. Adapun jumlah roda dua untuk mudik naik menjadi 3,03 juta unit dibanding tahun lalu 2,8 juta unit.

Direktur Satuan Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisari Besar Chrysnanda Dwi Laksana mengatakan, pemudik dengan kendaraan pribadi paling rentan terlibat kecelakaan. Berdasarkan data Operasi Ketupat Jaya 2012, selama 16 hari operasi terjadi 244 kecelakaan lalu lintas dengan korban meninggal dunia 29 orang, korban luka berat 86 orang, dan korban luka ringan 232 orang. Adapun total kerugian materi mencapai Rp 955 Juta.

Mengenai jumlah kendaraan yang terlibat kecelakaan, sepeda motor berada di urutan pertama dengan 240 kasus, mobil pribadi 120 kasus, mobil bus 6 kasus, mobil barang 29 kasus, dan kendaraan khusus 3 kasus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com