Hal itu berkaitan dengan rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatukan operator angkutan kota dalam satu manajemen berbentuk badan usaha milik daerah (BUMD). Rencana itu muncul setidaknya setelah insiden tertabraknya tiga siswi SMP oleh bus metromini di Jalan Pemuda, Rawamangun, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Selasa (23/7/2013) sekitar pukul 16.00.
Menanggapi insiden itu, Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono mengatakan pada Rabu (24/7/2013) bahwa metromini sebaiknya membubarkan diri karena kendaraan yang tidak layak dan manajemen yang tidak sehat.
Pernyataan tersebut membuat sopir metromini khawatir kehilangan pekerjaan. Mereka pun berdemonstrasi di Balaikota, Jakarta Pusat, Kamis (1/8/2013)m menuntut Udar dipecat. Setelah itu, sopir metromini tersebut berdemonstrasi di Kantor Metro Mini di Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur.
Awalnya, Gubernur DKI Joko Widodo dan wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama, menyampaikan rencana itu dengan menyatakan akan membubarkan metromini. Hal itu membuat sopir metromini khawatir kehilangan pekerjaan.
"Sampai sekarang, kan, informasinya yang mereka tahu (para sopir) metromini akan dibubarkan tanpa solusi, jadi mudah terprovokasi. Sebaiknya yang disampaikan upaya perbaikan manajemen metromini sehingga para sopir metromini tidak terprovokasi," ujar Azas, Kamis (1/8/2013).
Belum lama ini, Jokowi menjelaskan bahwa manajemen baru angkutan umum baru akan tetap menggunakan jasa sopir lama, dengan syarat sopir itu betul-betul berkompeten.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.