Upacara kedinasan itu dipimpin oleh Kapolres Jakarta Selatan Kombes Wahyu Hadiningrat yang bertindak sebagai inspektur upacara. Anak sulung almarhum, Bripda Eko Widiyantoro, ikut mengangkat peti jenazah saat pemakaman.
Eko memasukkan jenazah ayahnya ke liang kubur. Sementara istri jenazah, Warsih, tampak terus mengucurkan air mata. Ia ditenangkan oleh anak keduanya, Risa. Sesekali, Warsih mengingatkan kepada Eko untuk pelan-pelan menempatkan ayahnya.
"Pelan-pelan, Nak. Jangan lupa ikat kepalanya," kata Warsih, di tanah wakaf Pamulang Barat, Tangerang, Rabu (7/8/2013).
Rasa haru semakin kental terasa saat Eko mengazani jenazah ayahnya. Ibu bersama anak-anaknya mengikuti azan yang diucapkan oleh Eko. Terlihat beberapa warga yang terdiri dari ibu-ibu menyeka air mata saat azan itu didengungkan.
Warga bersama kerabat polisi saling bergotong royong untuk menguburkan jenazah. Pemakaman itu dimulai pukul 13.15. Hingga pukul 13.45, upacara pemakaman masih berlangsung.
Aiptu Dwiyatna tewas diterjang timah panas, di Jalan Otista, dekat RS Sari Asih, Ciputat, Rabu (7/8/2013) sekitar pukul 05.00. Jenazah pria yang dikenal baik oleh masyarakat Cilandak tersebut dibawa ke Rumah Sakit Polri Bhayangkara Kramat Jati, Jakarta Timur, demi keperluan otopsi. Setelah diotopsi, jenazah kemudian disemayamkan di kediaman korban di Pamulang Barat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.