Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Verifikasi di Pasar Blok G, Ada PKL yang Pakai Memo Ormas

Kompas.com - 14/08/2013, 13:08 WIB
Andy Riza Hidayat

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Memasuki hari ketiga proses verifikasi pedagang Pasar Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat, terdapat sejumlah persoalan. Tim verifikasi menemukan sejumlah persoalan selama proses penempatan pedagang kaki lima (PKL) di pasar itu, antara lain ada pendaftar yang menggunakan memo dari organisasi kemasyarakatan.

Apa pun temuan itu, tim gabungan yang memverifikasi pedagang tidak menerima pedagang yang tidak melengkapi dokumen penempatan yang sah. "Ada pedagang yang menggunakan satu kartu keluarga dipakai dua pedagang, ada yang menggunakan formulir tidak resmi, dan menggunakan memo dari kelompok tertentu. Kami tidak menerima pedagang sesuai dengan siapa yang ada di belakang mereka," kata Ratnaningsih, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta, Rabu (14/8/2013) di Jakarta.

Temuan berikutnya adalah adanya pedagang yang baru mendaftar pada saat masa pendaftaran ditutup. Mereka awalnya tidak tertarik menempati Pasar Blok G. Namun, setelah pasar diperbaiki dan dipublikasikan sebagai tempat penampungan PKL, mereka tertarik menempati lokasi baru itu. Tim verifikasi juga menemukan sejumlah pedagang dari luar Tanah Abang.

Sejauh ini, tim verifikasi telah mendata 285 pedagang dari 941 pendaftar. Proses verifikasi terus dijalankan sampai berakhir pada Jumat (16/8/2013) lusa. Tim verifikasi mengecek satu per satu kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK) asli para pendaftar. "Setelah itu, kami akan undi menentukan tempat pedagang," kata Ratnaningsih.

Pengundian dilakukan agar tidak ada kecemburuan di antara pedagang. Hal itu disebabkan jumlah kios di Pasar Blok G terbatas sesuai dengan zona jenis barang jualan. Untuk klaster pakaian pada pasar itu, misalnya, hanya terdata 628 unit. Jumlah kios ini akan dibagi sesuai dengan pedagang yang mendaftar. "Kami mengutamakan pedagang lama yang ada di Tanah Abang. Jika masih ada, boleh untuk pedagang lain," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com