Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/09/2013, 14:51 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Dua kali sudah, setidaknya yang terekam media, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meninjau pengerjaan penataan Waduk Ria Rio, Pulogadung, Jakarta Timur. Terkini, Rabu (11/9/2013), Jokowi menyempatkan menyendiri di tepi waduk untuk beberapa saat.

Datang sekitar pukul 11.30 WIB, Jokowi yang mengenakan kemeja putih berlengan panjang serta celana hitamnya langsung turun dari mobil dinasnya kemudian berjalan ke arah tepi waduk. Sepatu coklatnya yang terlihat sudah robek melangkah menapaki tanah urukan di tepi waduk.

Jokowi kemudian berhenti di salah satu tepi di sisi selatan waduk. Tanpa ba-bi-bu, kakinya melangkah ke tepi waduk yang lebih rendah. Bidang tanah yang diinjaknya cukup miring serta rawan longsor. Namun, Jokowi tampak cuek.

Sesampainya persis di tepi waduk, Jokowi menyapu pandangan ke arah waduk yang beberapa bulan lalu tak terlihat lantaran tertutup tanaman eceng gondok. Kini, permukaan waduk mulai terlihat.

Di sisi timur, tampak dua ekskavator tengah mengeruk tanaman penyebab pengendapan itu. Empat sisi waduk yang sebelumnya dipenuhi ilalang pun telah rata dengan tanah urukan setinggi satu meter.

Sesekali, Jokowi melangkahkan kakinya di tepi waduk sambil tangan terselip di kantong celana. Aksi Jokowi yang seperti tengah merenung itu terus menjadi sorotan kamera para wartawan. Pemandangan ini begitu langka, mengingat sehari-hari, Jokowi selalu dikerumuni oleh masyarakat.

Baru 10 persen

Usai merenung di tepian waduk, Jokowi mengatakan bahwa total perencanaan penataan waduk baru tercapai sekitar 10 persen. Pihaknya pun akan melakukan percepatan penataan kawasan yang digadang-gadang lebih bagus dari Waduk Pluit.

"Paling baru 10 persen. Tapi, akan kita percepat. Kita kembalikan ke fungsi semula, tangkapan air, ruang terbuka hijau, ruang publik, interaksi, dan rekreasi gratis bagi masyarakat," ujar Jokowi.

Saat ini, pihaknya masih menunggu relokasi 350 kepala keluarga yang bermukim di sisi timur waduk ke Rumah Susun Pinus Elok, Cakung. Jokowi pun yakin dengan fasilitas yang telah disediakannya warga tidak ada yang menolak untuk direlokasi.

"Rampung, pasti rampung, saya yakin," katanya optimistis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com