Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Tertangkap, Kasus Pembunuhan Karyawati Cantik di Bekasi Terungkap

Kompas.com - 17/09/2013, 17:09 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Polisi menangkap seorang pria berinisial AAF (26) sebagai pembunuh PR (24), karyawati yang ditemukan tewas dalam keadaan telanjang di kamar mandi kontrakan di Kelurahan Jatiwaringin, Pondok Gede, Kota Bekasi. AAF dibekuk setelah polisi melakukan pengejaran ke Siapi-api, perbatasan antara Riau dan Sumatera Utara, Senin (9/9/2013).

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Selasa (17/9/2013), mengatakan, berdasarkan pemeriksaan AAF, diketahui bahwa pelaku memiliki utang kepada korban sebesar Rp 150.000. AAF merupakan teman dekat Herman, pacar karyawati cantik tersebut. Pelaku dan Herman telah berteman selama 5 tahun.

Masalah utang berujung maut itu terjadi pada Sabtu, 24 Agustus 2013. Pelaku berkunjung ke kontrakan korban di Jatiwaringin. Kebetulan pelaku bertemu dengan korban langsung karena pacar PR tengah bekerja.

Dalam pengakuannya, AAF mengatakan, setelah ia pulang, dompetnya tertinggal di kontrakan PR. AAF yang berprofesi sebagai sopir angkutan umum itu kembali ke kontrakan korban untuk mengambil dompet berisi uang setoran Rp 180.000.

Awalnya, korban tidak mengakui dompet AAF tertinggal. Ketika didesak AAF, korban akhirnya mengakuinya. Namun, PR menolak mengembalikan uang dengan alasan uang tersebut diambil untuk membayar utang pelaku. AAF geram dan berniat memberi pelajaran kepada korban.

Niat itu muncul saat pelaku buang air kecil di kamar mandi kontrakan korban. Di sana, AAF kebetulan menemukan pisau di kamar mandi tersebut. Setelah pelaku keluar dari kamar mandi, secara bersamaan PR hendak memakai kamar mandi itu. Kamar mandi tersebut hanya berpenutup kain, bukan pintu. Dengan pisau tersebut, AAF kemudian masuk dan menakuti korban dengan menyatakan agar korban tidak galak terhadapnya.

"Namun, saat tersangka takuti korban dengan pisau, korban berteriak sehingga tersangka panik," kata Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Selasa.

Pelaku kemudian membekap korban agar tidak berteriak. Karena korban memberontak, pelaku menggorok leher korban hingga tiga kali. Korban langsung bersimbah darah. Pelaku mendorong korban hingga jatuh di kamar mandi dengan kondisi korban belum berpakaian utuh.

Setelah membunuh, AAF mengambil ponsel Blackberry dan Nokia milik korban, lalu menjualnya di sebuah mal di Jakarta dengan harga Rp 1,1 juta. Tersangka mengganti pakaiannya yang berlumuran darah dengan baju pacar korban.

Pada 30 Agustus 2013, pelaku melarikan diri ke Medan, Sumatera Utara, sebelum dibekuk pada Senin kemarin. Dari pemeriksaan, kata Rikwanto, tersangka mengaku menghabisi korban karena merasa tersinggung. Menurut keterangan tersangka, korban selalu menagih utang dengan cara kasar. "Tersangka kesal korban selalu berkata kasar dan menghina tersangka bila menagih utangnya," ujar Rikwanto.

Polisi menyimpulkan, pelaku tidak melakukan perbuatan tidak senonoh terhadap korban. Hal itu dibuktikan dari hasil visum di mana tidak ada tanda kejahatan seksual pada korban. Polisi juga menyimpulkan tidak ada motif asmara di balik pembunuhan itu.

"Sampai saat ini tidak ada motif cinta segitiga. Tersangka bisa masuk kamar kontrakan karena sudah 5 tahun berteman (dengan pacar korban)," kata Kanit I Jatanras Polda Metro Jaya Komisaris Aris Supriyono.

Atas perbuatannya, pelaku diancam dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan Pasal 362 KUHP tentang pencurian. AAF dijerat dengan ancaman pidana penjara di atas 15 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com