Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Waduk Ria Rio Tolak Kompensasi, Camat Terheran-heran

Kompas.com - 24/09/2013, 22:17 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com --
Polemik kembali muncul dalam rencana relokasi warga Waduk Ria Rio, Kampung Pedongkelan, Pulogadung, Jakarta Timur. Sejumlah warga memilih walk out saat pemberian kompensasi. Alasannya, uang kompensasi sebesar Rp 1 juta per Kepala Keluarga (KK) dinilai tak sesuai yang mereka inginkan, yakni Rp 5 juta per KK.

Melihat sikap warga tersebut, Camat Pulogadung Teguh Hendrawan mengaku heran.  Menurutnya, Pemprov DKI Jakarta sudah mengupayakan yang terbaik bagi warga Waduk Ria Rio sesuai prosedur yang ada. Namun, warga justru menunjukkan sikap berbeda saat acara pemberian kompensasi yang dilakukan pada Selasa (24/9/2013).

"Mereka masih tanya kompensasi dan batas patok tanah Pulomas. Mereka menuntut per kepala keluarga Rp 5 Juta," kata Teguh, saat dihubungi Kompas.com, Selasa malam.

Sikap warga yang menolak menerima kompensasi, diakui Teguh, merupakan hak dari warga. Pihaknya telah menyampaikan masalah tersebut kepada Wali Kota Jakarta Timur Krisdiyanto dan pihak Komnas HAM dalam rapat yang dilakukan Selasa siang tadi.

Teguh mengatakan, selama prosedur sudah dilaksanakan, langkah-langkah penertiban tentu tetap akan dilakukan. "Jadi pada intinya kita sudah sesuai prosedur. Insya Allah kita lakukan (penertiban)," ujar Teguh.

Diberikan Fasilitas Lengkap

Menurut Teguh, relokasi warga waduk Ria Rio yang dilakukan Pemprov DKI sudah sangat cukup. Warga yang akan menempati rumah susun (rusun) Pinus Elok tidak dalam keadaan kosong tapi akan dilengkapi berbagai fasilitas yang memadai, mulai dari televisi, lemari, tempat tidur, kulkas dan beberapa fasilitas lainnya.

Tak hanya itu, upaya relokasi pun sudah disosialisasikan sebanyak empat kali. Pemprov juga memberikan kompensasi, membantu relokasi sekolah bagi putra-putri di tempat pendidikan rusun Elok, sampai diantar untuk lihat kondisi rusun terlebih dulu.

Bahkan warga, menurut Teguh, yang belum ber-KTP akan dibantu. Selain itu, akan ada pemberian Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS) bagi warga Ria Rio.

"Artinya Pak Gubernur sudah luar biasa. Lalu mau apa lagi?" tegas Teguh.

Penempatan Rusun Batal

Sedianya, Selasa siang tadi, selain memberikan kompensasi, pemerintah juga akan membicarakan soal penempatan warga rusun, mulai dari nomor unit rusun, sampai dengan kebijakan penempatan warga yang telah lansia untuk mendapatkan hunian di lantai dasar. Namun karena warga memilih walk out, rencana itu pun batal.

"Akhirnya saya tanya, 'Ada yang mau ambil kupon tidak? Karena tidak ada, mereka lalu pulang," ujar Teguh.

"Bagi saya itu enggak ada masalah. Itu hak mereka untuk tolak. Yang penting prosedur sudah kita lakukan. Dan saya sudah sampaikan ini ke pimpinan," tambahnya.

Sementara itu, Teguh mengatakan rencana pemberian surat pemberitahuan kedua mengenai penertiban kawasan itu kepada warga akan kembali diberikan pada pekan ini. Surat pemberitahuan pertama telah lebih dulu diberikan pada Agustus lalu.

"Kalau dihitung dari tanggal minggu ini SP II," katanya.

Meski demikian, Teguh mengatakan hal itu tetap akan menunggu petunjuk dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Sebelumnya diberitakan, Jokowi sendiri berencana kembali bertemu warga terkait masalah tersebut. Jokowi berjanji untuk turun tangan langsung mengatasi masalah tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com