JAKARTA, KOMPAS.com
- Holly Angela Hayu (37) dikenal teman-teman sekaligus tetangganya di lingkungan kompleks Rusunami dan Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, sebagai orang yang ramah dan baik hati. Kematiannya yang mendadak serta mengenaskan membuat kerabat dan para sahabatnya kehilangan.

Holly ditemukan terkapar di kamarnya di lantai sembilan Menara Ebony, Kalibata City, oleh sejumlah kawan dan petugas satpam apartemen. Korban mengalami luka di bagian kepala dan lebam di leher.

Perempuan berkulit putih itu kemudian dibawa ke Rumah Sakit Tria Dipa, tak jauh dari Kalibata City. Namun, saat sampai di rumah sakit, Holly sudah mengembuskan napas terakhir. Jenazahnya kemudian dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.

Sebelum kejadian, Holly sempat berkunjung ke rumah ibu angkatnya, Anie (58), di Perumahan Taman Kenari, Alternatif Cibubur, Bogor, Jawa Barat.

Apen, petugas satpam yang bertugas di kawasan perumahan itu, mengatakan, pada pukul 21.53, sebuah taksi dengan nomor polisi B 1042 WTA mengantarkan Holly kembali menuju Kalibata. Sesampainya di Kalibata, Holly menelepon Anie untuk mengabarkan ia telah berada di apartemennya. Namun, tak lama terdengar suara jeritan minta tolong. Anie berusaha menelepon Holly, tetapi tak pernah tersambung.

Anie panik dan menelepon beberapa kerabatnya. Inal, kerabat Anie, merespons panggilan telepon itu. Inal yang tengah berada di tempat usahanya di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, langsung meluncur ke Kalibata City.

Saat ditemui di RSCM, Inal menceritakan bahwa saat itu ia segera menuju apartemen Holly ditemani beberapa petugas satpam. Ia sempat menggedor pintu apartemen Holly, tetapi tidak ada sahutan. Akhirnya diputuskan mendobrak pintu. Mereka menemukan Holly dalam kondisi mengenaskan.

Tak kenal suami Holly

Bagi Inal, Holly adalah teman ngobrol yang baik dan senang memotivasi untuk maju. Meskipun begitu, Inal menyatakan tak terlalu kenal suami Holly karena pria tersebut jarang ikut kumpul-kumpul di rumah Anie.

"Yang jelas, Mbak Holly itu menikah dua kali. Dari suami yang pertama, dia punya seorang anak perempuan yang tinggal di Salatiga," kata Inal.

Menurut Rian, kerabat Holly lainnya, pernikahan Holly yang kedua berlangsung pada 2012. Namun, sama seperti Inal, Rian mengaku tak tahu persis nama, pekerjaan, dan alamat rumah suami Holly.

Tetangga apartemen dan sejumlah petugas satpam di Kalibata City mengaku selalu bertegur sapa dengan Holly. Perempuan ini juga beberapa kali terlihat bersama laki-laki yang diakuinya sebagai suami. Akan tetapi, semua saksi mengaku tak tahu nama dan latar belakang suami Holly. Dari informasi yang beredar di kerabat dan teman-temannya, suami kedua Holly sedang di Australia saat kejadian naas itu berlangsung.

Inal mengaku mengenal Holly sejak 2007 dalam acara pemberian santunan anak yatim di sebuah rumah di Jalan Talang, Kelurahan Pegangsaan, Jakarta Pusat. Rumah tersebut sesuai dengan alamat resmi yang tercantum di KTP Holly.

Saat Kompas mengecek alamat itu, rumah tersebut diketahui bukan milik Holly, melainkan milik seorang perempuan bernama Vera.

"Rumah ini milik Bu Vera. Dulu Holly memang pernah ikut tinggal di sini, tetapi sudah lama dia pindah," kata Tati (60), penghuni rumah yang juga merupakan teman Holly.

Sayangnya, Tati tak berkenan memberi penjelasan lebih lanjut. (NEL/K02/K06/K12)