Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Program Jokowi-Basuki Atasi Kemacetan Jalan di Tempat"

Kompas.com - 14/10/2013, 15:42 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat transportasi Darmaningtyas menilai, satu tahun kepemimpinan Jokowi-Basuki belum membawa perubahan signifikan bagi kemacetan. Bahkan, ia menilai seluruh programnya dalam mengentaskan kemacetan di DKI Jakarta jalan di tempat.

Wajah transportasi Jakarta tak ubahnya ketika kepemimpinan sebelumnya meraja di Jakarta ini. Tetap bobrok, berpolusi, ugal-ugalan, dan lainnya.

"Satu tahun, Jokowi hanya bisa menuntaskan di Tanah Abang dan Pasar Minggu saja. Harusnya bisa lebih dari itu," ujar Darmaningtyas, Senin (14/10/2013) pagi.

Soal pengadaan ribuan bus transjakarta dan bus sedang, Darmaningtyas mengaku heran dengan langkah Jokowi memilih menunggu prosedur birokrasi yang ada. Seharusnya Jokowi tinggal merevisi Pergub tentang Transjakarta Nomor 173.

Dengan demikian, Pemprov DKI dapat menghemat waktu dalam mengadakan bus transjakarta tanpa melalui tender. Toh, manuver ini sesuai dengan karakter Jokowi yang tidak mau dipusingkan oleh prosedur.

Sedangkan soal penerapan ERP, ganjil-genap, serta peningkatan pajak kendaraan bermotor di Jakarta, Darmaningtyas juga heran apa kendala program itu sehingga lamban terlaksana. Dia pun berharap Jokowi-Basuki kerja cepat membenahi keruwetan lalu lintas Jakarta dengan langkah-langkah komprehensif tersebut.

Upaya Jokowi mengurai kemacetan

Saat kampanye, Jokowi-Basuki berjanji menambah kuantitas sekaligus kualitas transportasi Ibu Kota agar masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan kota. Setahun menjabat, upaya yang dilakukan belum ada yang nyata, masih sebatas program perencanaan, atau dalam proses.

Setidaknya ada empat program utama dan tiga program turunan demi menuntaskan kemacetan. Pertama, pengadaan 3.000 bus sedang. Kedua, pengadaan 1.000 bus transjakarta. Ketiga, pembangunan mass rapid transit (MRT). Keempat, pembangunan monorel. Adapun program turunannya yakni penerapan ganjil-genap, electronic road pricing, dan meningkatkan pajak kendaraan.

Mengapa pengadaan 3.000 bus sedang serta 1.000 bus transjakarta belum juga dilaksanakan? Selama ini, proses itu terlalu lama terhambat di DPRD DKI Jakarta. Namun, Jokowi memastikan, sejumlah bus tersebut akan datang secara bertahap pada Desember 2013 hingga 2014 mendatang.

Adapun MRT, groundbreaking telah dilaksanakanpada 10 Oktober 2013 lalu. Sayangnya, warga DKI baru akan bisa menikmatinya pada tahun 2018. Selama itu, pengendara yang melintas mulai dari Sudirman-Thamrin-Sisimangaraja-Fatmawati-Lebak Bulus mau tidak mau harap bersabar akibat kemacetan yng diakibatkan oleh pembangunan transportasi pengangkut 1.200 penumpang dalam satu kali perjalanan tersebut.

Sementara monorel baru akan diresmikan pembangunan pertamanya pada 16 Oktober 2013 yang akan datang. Hanya saja, pembangunan monorel memakan waktu lebih cepat dari MRT, yakni tiga tahun saja, itu pun jika prosesnya lancar.

Setelah pengadaan bus dan di sela-sela pembangunan MRT dan monorel, Jokowi mewacanakan penerapan tiga program turunan, yakni ERP atau jalan berbayar, ganjil-genap, dan meningkatkan pajak bagi kendaraan bermotor. Jokowi-Basuki belum memastikan apakah akan menerapkan tiga program ini secara bersama-sama atau berurutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com