Saat Kompas.com berkunjung ke rumah sakit tersebut, Minggu (20/10/2013), terlihat suasana yang sepi. Ditambah dengan kondisi sebagian bangunan yang tidak terawat, suasana rumah sakit itu lengang.
"Sejak jam lima pagi, Pak Abraham (Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Sumber Waras) melakukan sabotase menolak pasien yang mau masuk enggak pada boleh masuk," ujar seorang suster yang enggan disebut namanya.
Namun, Abraham Tedjanegara, membantah hal tersebut. Dia menegaskan pihak manajemen rumah sakit tidak pernah menolak pasien yang datang berobat. Pasien yang memerlukan pertolongan tetap menjadi prioritas utama RS. Bahkan, menurutnya, rawat inap terhadap pasien selama ini berjalan baik.
Mengenai penjagaan yang ketat pihaknya berdalih karena tingginya tingkat pencurian di RS tersebut. "Tingkat pencurian di sini tinggi, kita sudah seringkali bikin surat laporan ke kepolisian," ujar Abraham.
RS Sumber Waras saat ini sedang menghadapi masalah internal antara pihak direksi dan karyawan. Dimulai sejak Desember 2012 lalu, saat sekelompok karyawan berkeinginan membentuk serikat pekerja, selain serikat pekerja tingkat perusahaan. Namun keinginan itu tidak mendapat tanggapan positif dari direksi.
Sejak saat itu, karyawan kerap melakukan aksi unjuk rasa, menuntut janji pihak RS untyk memberikan upah tambahan Rp 200.000 per bulan. Janji itu sempat dilontarkan oleh Direktur RS Jan Djukardi, mulai Juli 2013. Namun, janji itu tidak pernah terwujud.
Buntut dari aksi itu, delapan pegawai RS terkena PHK. Surat pemecatan itu ditandatangani oleh Direktur RS Jan Djukardi, dengan alasan karyawan bersangkutan telah melakukan beberapa pelanggaran, seperti mogok kerja yang tidak sah, masuk kerja terlambat, dan pulang sebelum waktunya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.