Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD PDI-P Dukung Jokowi Ganti Dirut PD Pasar Jaya

Kompas.com - 24/10/2013, 12:19 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, William Yani, menilai PD Pasar Jaya memang memiliki rekam jejak buruk dalam hal pendekatan dengan pedagang. Oleh sebab itu, ia mendukung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk merombak struktur manajemen badan usaha milik daerah tersebut.

"Menurut saya, apa yang dibilang Pak Gubernur kalau PD Pasar Jaya itu enggak benar, ya benar. Jadi ganti saja Dirut, rombak manajemennnya," ujarnya saat dihubungi, Kamis (24/10/2013).

Pria yang akrab disapa Willy itu mengatakan, PD Pasar Jaya tidak bisa melakukan reformasi kinerja setelah pemimpin Pemprov DKI Jakarta berganti. Menurut dia, PD Pasar Jaya masih melaksanakan cara-cara lama saat hendak menjalankan program, misalnya revitalisasi pasar.

Contohnya ketika melakukan pendekatan kepada pedagang saat ingin merevitalisasi sebuah pasar. Menurut Willy, komunikasi antara PD Pasar Jaya dan pedagang kerap dilakukan setengah-setengah sehingga hal baik yang jadi poin revitalisasi tidak sampai ke pedagang. Akibatnya, banyak pedagang menolak rencana revitalisasi itu.

Willy menyebutkan, ketika pedagang menolak dan proses negosiasi mentok, bukan tidak mungkin PD Pasar Jaya melakukan kecurangan dengan memalsukan tanda tangan persetujuan relokasi pedagang. Ia menengarai kasus ini pernah terjadi di Pasar Hayam Wuruk Indah Lindeteves, Jakarta Pusat (bukan Pasar Blok A, Jakarta Selatan, seperti ditulis sebelumnya, red). Pedagang sempat melaporkan pemalsuan itu ke Polda Metro Jaya. Namun, atas saran Ombudsman RI, kedua pihak akhirnya damai dan laporan tersebut lalu dicabut.

"Harusnya PD Pasar Jaya bisa menyesuaikan diri dengan pemimpin yang baru. Jangan lagi pakai cara-cara lama. Memang sudah layak diganti orang-orangnya. Kalau tidak, susah," ujarnya.

Ia mengatakan, perombakan pimpinan dan manajemen PD Pasar Jaya dapat dijadikan cara memutus etos kerja yang selama ini tidak baik. Setelah dirombak, Willy pun menyarankan agar diterapkan sistem rolling bagi seluruh pejabat dan manajemen PD Pasar Jaya. Tujuannya pemerataan kinerja yang baik.

"Tiap tiga tahun dievaluasi. Kalau bagus, ya tetap, tapi kalau jelek, langsung ganti lagi. Nah, setiap lima tahun di-rolling. Bagus atau jelek harus tetap di-rolling supaya kinerjanya merata," ujar Willy.

Sebelumnya, sejumlah pedagang Pasar Onderdil Tanah Abang Bukit, Jakarta Pusat, mengeluhkan adanya tindak kecurangan yang dilakukan oleh PD Pasar Jaya. Keluhan itu berupa pemalsuan tanda tangan persetujuan pedagang agar pindah ke tempat relokasi, uang sewa yang terlampau mahal, dan relokasi itu terkesan dipaksakan.

Keluhan itu disampaikan saat Gubernur DKI Joko Widodo meninjau pasar tersebut pada Rabu siang kemarin. Jokowi menengarai ada ketidakberesan rencana PD Pasar Jaya merevitalisasi Pasar Onderdil Tanah Abang Bukit. Dalam waktu dekat, dia akan memanggil Direktur Utama PD Pasar Jaya Djangga Lubis untuk meminta penjelasan persoalan di sana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Ahok Ingin Reklamasi 17 Pulau di Utara Jakarta Agar Pemprov DKI Bisa Raup Pendapatan Rp 127,5 Triliun

Cerita Ahok Ingin Reklamasi 17 Pulau di Utara Jakarta Agar Pemprov DKI Bisa Raup Pendapatan Rp 127,5 Triliun

Megapolitan
Rayakan HUT Jakarta ke-497, TMII Bagi-bagi Roti Buaya ke Pengunjung

Rayakan HUT Jakarta ke-497, TMII Bagi-bagi Roti Buaya ke Pengunjung

Megapolitan
DPRD DKI Soroti Kemacetan dan Banjir di Jakarta Saat Rapat Paripurna

DPRD DKI Soroti Kemacetan dan Banjir di Jakarta Saat Rapat Paripurna

Megapolitan
Anies dan Ahok Tak Hadiri Rapat Paripurna HUT ke-497 Jakarta

Anies dan Ahok Tak Hadiri Rapat Paripurna HUT ke-497 Jakarta

Megapolitan
Sejarah Pulau Bidadari, Dahulu Tempat Menampung Orang Sakit yang Kini Jadi Destinasi Memesona

Sejarah Pulau Bidadari, Dahulu Tempat Menampung Orang Sakit yang Kini Jadi Destinasi Memesona

Megapolitan
Heru Budi Minta Warga Gunakan Hak Pilihnya pada Pilkada Jakarta 2024

Heru Budi Minta Warga Gunakan Hak Pilihnya pada Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Daftar 34 Ruas Jalan yang Ditutup Saat Jakarta International Marathon

Daftar 34 Ruas Jalan yang Ditutup Saat Jakarta International Marathon

Megapolitan
Ahok Ucapkan Selamat Ultah untuk Jakarta, Ungkit Sosok untuk Mengurus Warga

Ahok Ucapkan Selamat Ultah untuk Jakarta, Ungkit Sosok untuk Mengurus Warga

Megapolitan
Tawuran Pecah di Jatinegara Saat Momen HUT Ke-497 Jakarta

Tawuran Pecah di Jatinegara Saat Momen HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Transportasi Massal Lawas di Jakarta yang Kini Telah Punah...

Transportasi Massal Lawas di Jakarta yang Kini Telah Punah...

Megapolitan
Ditanya Soal Kandidat Cagub DKI, Heru Budi: Kandidatnya Bagus, Mudah-mudahan Pilihan Rakyat yang Terbaik

Ditanya Soal Kandidat Cagub DKI, Heru Budi: Kandidatnya Bagus, Mudah-mudahan Pilihan Rakyat yang Terbaik

Megapolitan
Absen Perayaan HUT Jakarta di PRJ Saat Ada Anies Baswedan, Heru Budi: Saya Rapat sampai Malam

Absen Perayaan HUT Jakarta di PRJ Saat Ada Anies Baswedan, Heru Budi: Saya Rapat sampai Malam

Megapolitan
Hari Ini HUT Jakarta, Masuk Monas Gratis hingga ke Museum dan Cawan

Hari Ini HUT Jakarta, Masuk Monas Gratis hingga ke Museum dan Cawan

Megapolitan
Heru Budi: Tahun Ini Ultah Terakhir Jakarta dengan Status Ibu Kota

Heru Budi: Tahun Ini Ultah Terakhir Jakarta dengan Status Ibu Kota

Megapolitan
Kaesang Sebut Dirinya dan Anies Berbeda, Anies: Saya Hormati Pandangan Beliau

Kaesang Sebut Dirinya dan Anies Berbeda, Anies: Saya Hormati Pandangan Beliau

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com