Basuki mengatakan, lurah dan camat yang terpilih melalui seleksi dan promosi jabatan terbuka harus berperan penting di wilayah masing-masing. Sebab, mereka merupakan wakil pemerintah di sebuah wilayah terkecil.
"Lurah dan camat harus dapat mengontrol semua selokan, saluran air, dan pembuangan," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Kamis (14/11/2013).
Menurut dia, sebelum banjir menggenangi wilayah mereka, lurah dan camat itu harus dapat berkeliling. Jangan sampai, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang terkenal menyukai blusukan lebih mengetahui sebuah wilayah daripada mereka.
Selain itu, ia juga meminta lurah dan camat untuk melaporkan dengan cepat kalau banyak tumpukan sampah di wilayahnya dan belum diangkut. Lurah dan camat harus dapat menggerakkan warga untuk dapat melaksanakan kerja bakti bersama-sama membersihkan sampah, saluran air, dan penyebab banjir lainnya.
Lurah dan camat, kata Basuki, harus tanggap dan cepat dalam menanggulangi permasalahan tumpukan sampah tersebut. "Kalau masih buruk, ya kita panggil saja. Pak Gubernur sudah lihat dan sudah tahu titik-titik mana dan punya semua data loh," kata Basuki.
Data-data itu kemudian diberikan oleh Jokowi kepada wali kota untuk ditindaklanjuti kepada anak buah mereka. Menurut Basuki, Jokowi telah memiliki data titik banjir, gorong-gorong mana saja yang mampet, lampu lalu lintas mana saja yang tidak ada petugasnya, dan sebagainya.
Sikap seperti itulah yang diinginkan Basuki ada di dalam diri lurah dan camat. Mereka harus mengetahui persis data dan seluk-beluk warga dan wilayah masing-masing. Apabila pada akhirnya wilayah tersebut terkena dampak banjir, maka lurah dan camat harus siaga dapat mendistribusikan logistik bantuan, dan membantu SKPD, seperti BPBD DKI untuk dapat melakukan evakuasi warga.
"Sekarang sebagian masyarakat kita berasumsi bahwa petugas kebersihan kita yang malas membersihkan sampah. Padahal, satu faktornya karena lurah yang lalai tidak mau mengontrol. Nah, itu yang namanya gunanya blusukan," ujar mantan Bupati Belitung Timur tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.