Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Ancam Pidanakan Pengusaha yang Sewakan Lahan Negara

Kompas.com - 02/12/2013, 11:53 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sudah mencium adanya pengusaha di balik warga yang bertahan di bangunan liar. Dia menegaskan akan menindak para pengusaha tersebut, bekerja sama dengan jaksa.

Menurut Basuki, para pengusaha itu menyewakan lahan negara untuk dijadikan bangunan liar. Tindakan yang akan diberikan, kata dia, adalah pidana.

"Kami bersama jaksa sudah sepakat untuk memidanakan pengusaha. Memidanakan enggak hanya Rp 500.000, tapi kita sepakat pidanakan mereka dengan tindak pidana korupsi," kata Basuki dalam public hearing kedua, di Hotel Lumire, Jakarta, Senin (2/12/2013).

Selama ini, beberapa aksi warga terkait penolakan penggusuran maupun pembongkaran kawasan kumuh di bantaran oleh Pemprov DKI, ditengarai Basuki, digerakkan oleh pengusaha atau kelompok tertentu. Pengusaha itu sengaja menggerakkan warga karena para pengusaha tidak ingin lahan yang telah disewakan itu diambil alih kembali oleh DKI.

Situasi seperti itu, kata dia, telah terjadi berpuluh-puluh tahun dan tidak ada alternatif jalan keluar permasalahan. Para warga bantaran akan diberikan relokasi berupa rumah susun dan tidak lagi mendapatkan uang kerahiman atau ganti rugi. Sementara para pengusaha yang menyewakan lahan negara akan dipidana dengan ancaman tindak pidana korupsi.

"Kejaksaan sudah bersedia untuk menindak mereka dengan tindak korupsi karena mereka memanfaatkan lahan negara tanpa izin dan akan kita tuntut," tegas Basuki.

Basuki memaklumi kalau pernyataannya itu sulit diterima oleh beberapa pihak. Hanya, menurut dia, tugasnya memang untuk menyampaikan kebijakan yang tidak mengenakkan untuk warga. Sementara Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, yang memiliki sifat lebih lembut, memiliki tugas untuk berkomunikasi intens bersama warga.

"Muka saya memang lebih ngeki-in, kalau sudah ngomong bawaannya mau digampar saja. Tapi, tenang saja, sekarang saya sudah setengah lebih jinak karena temenan sama orang Solo," ujar pria yang akrab disapa Ahok tersebut.

Public hearing digelar Pemprov DKI untuk menjaring aspirasi, masukan, keluhan, dan saran dari warga. Public hearing kedua ini dihadiri 150 orang dari LSM dan asosiasi. Pada public hearing pertama, beberapa waktu lalu, dihadiri sekitar 1.500 warga yang merupakan perwakilan dari 267 kelurahan. Sebanyak 1.068 warga, masing-masing kelurahan mengirimkan empat orang perwakilannya. Sisanya, peserta berasal perwakilan masyarakat, organisasi profesi, mahasiswa dan pemuda.

Hasil public hearing pertama dan kedua akan dibahas dalam forum grup diskusi (FGD) yang digelar pada 4-6 Desember 2012. Hasil FGD akan dibahas dalam Rembuk Provinsi yang akan dilakukan pada tanggal 12 Desember di Balaikota Jakarta. Tema kegiatan iniialah "Bersama Membangun Jakarta Baru". Melalui tema tersebut, Pemprov DKI Jakarta bermaksud menggugah kesadaran warga untuk bersama-sama ambil bagian dalam upaya mewujudkan Jakarta Baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

Megapolitan
7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

Megapolitan
Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com