Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalau Jokowi-Basuki Gagal, Kelas Menengah Bisa Berbalik Melawan

Kompas.com - 05/12/2013, 15:55 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan bahwa harapan besar warga kepada pemimpin Ibu Kota dapat menjadi bumerang bagi Basuki maupun Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Ketika keduanya gagal mengemban amanah, dukungan warga dapat berbalik menjadi hal lain yang dapat menjatuhkan mereka.

Basuki menyadari bahwa kini media massa memberikan sorotan besar kepada kinerja Jokowi dan Basuki. Sebagian besar pemilih Jokowi-Basuki pada pemilihan kepala daerah tahun lalu berasal dari kalangan kelas menengah atau kaum urban. Mereka menggantungkan harapan kepada pemimpin baru tersebut.

"Artinya kalau program kami tidak terwujud, kelas menengah, yang awalnya mengagung-agungkan Pak Jokowi dan saya, bisa berbalik dan melawan kami secara politis," kata Basuki dalam sebuah diskusi di Balai Kartini, Kamis (5/12/2013).

Basuki mengatakan, peran hubungan masyarakat (humas) atau Dinas Komunikasi dan Informatika Masyarakat (Diskominfomas) sangat dibutuhkan untuk memberikan penjelasan secara gamblang kepada warga. Para pegawai negeri sipil (PNS) yang bekerja di Diskominfomas DKI harus dapat menyelesaikan tantangan agar kelas menengah atau para pemilih tidak sampai berbalik melawan kebijakan Jokowi-Basuki.

Menurut Basuki, Jokowi telah memberi sebuah pesan kepada pegawai humas. Pesan itu adalah para humas tidak perlu menciptakan sesuatu agar Jokowi-Basuki dapat terpilih kembali di pilkada selanjutnya. Staf humas hanya perlu menyampaikan kepada warga bahwa kebijakan yang dikerjakan adalah sebuah fakta dan bukan pencitraan semata. Apabila memang para pemilih itu tidak menyukai kebijakan-kebijakan Pemprov DKI kini, Basuki akan ikhlas tidak dipilih kembali.

"Ketika humas hanya berpikir mempertahankan posisi kami, ya akan rusak pula fungsi kehumasan itu," kata pria yang akrab disapa Ahok tersebut.

Salah satu transparansi birokrasi yang telah dilakukan Jokowi-Basuki melalui Diskominfomas adalah mengunggah video kegiatan Gubernur dan Wagub ke internet. Tidak semua video kegiatan itu dipublikasikan karena Basuki menyeleksi video mana yang layak untuk disampaikan ke publik dan yang berpotensi merugikan kepentingan pihak lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mulai Hari Ini, Buang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu di Luar Jam Operasional Dikenakan Denda

Mulai Hari Ini, Buang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu di Luar Jam Operasional Dikenakan Denda

Megapolitan
Hari Ini, Dishub Jaksel Jaring 6 Jukir Liar di Minimarket Kawasan Kemang dan 3 di Kebayoran Baru

Hari Ini, Dishub Jaksel Jaring 6 Jukir Liar di Minimarket Kawasan Kemang dan 3 di Kebayoran Baru

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pencuri Mobil yang Seret Korbannya di Bogor, Dua Orang Masih Buron

Polisi Tangkap Empat Pencuri Mobil yang Seret Korbannya di Bogor, Dua Orang Masih Buron

Megapolitan
Terlilit Utang Rp 10 Juta, Seorang Pria Nekat Curi 6 Ban Mobil Beserta Peleknya

Terlilit Utang Rp 10 Juta, Seorang Pria Nekat Curi 6 Ban Mobil Beserta Peleknya

Megapolitan
Ditangkap di Filipina, Gembong Narkoba Buronan BNN Pernah Selundupkan 5 Kg Sabu ke Indonesia

Ditangkap di Filipina, Gembong Narkoba Buronan BNN Pernah Selundupkan 5 Kg Sabu ke Indonesia

Megapolitan
Jukir Liar di Tebet Masih Bandel, Bisa Kena Sanksi Denda atau Kurungan

Jukir Liar di Tebet Masih Bandel, Bisa Kena Sanksi Denda atau Kurungan

Megapolitan
Misteri Kematian Pria di Kali Sodong, Wajah Lebam Korban Saat 'Video Call' Keluarga Jadi Pertanyaan

Misteri Kematian Pria di Kali Sodong, Wajah Lebam Korban Saat "Video Call" Keluarga Jadi Pertanyaan

Megapolitan
Sekolah di Depok Masih Dibolehkan Gelar 'Study Tour', DPRD Ingatkan soal Lokasi dan Transportasi

Sekolah di Depok Masih Dibolehkan Gelar "Study Tour", DPRD Ingatkan soal Lokasi dan Transportasi

Megapolitan
Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Megapolitan
Tak Larang Sekolah Gelar 'Study Tour', DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Tak Larang Sekolah Gelar "Study Tour", DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Megapolitan
Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Megapolitan
Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Megapolitan
Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Megapolitan
Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Megapolitan
Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com