Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diplomasi Makan Siang Jokowi, "Menang Tanpa Ngasorake"

Kompas.com - 05/12/2013, 16:07 WIB

Oleh Robert Adhi KSP

ADA yang menarik dari gaya kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Gubernur kelahiran Solo yang akrab dengan panggilan Jokowi ini mengedepankan jalan musyawarah untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Jokowi menyelesaikan banyak persoalan dengan mengajak warga duduk bersama sambil menikmati makan siang. Cara ini belum pernah dilakukan para pemimpin Jakarta sebelumnya.

Salah satu contoh diplomasi makan siang yang berakhir dengan baik adalah ketika orang nomor satu di DKI Jakarta ini mengajak makan bareng warga Petukangan Selatan, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Setelah itu, sengketa panjang terkait dengan ganti rugi lahan untuk proyek Jakarta Outer Ring Road West 2 (JORR W2) berakhir happy ending. (Kompas, 3 Desember 2013).

Padahal, sejak 2010, warga menolak nilai ganti rugi Rp 3,5 juta-Rp 8 juta per meter persegi yang ditetapkan pemerintah. Setelah warga diajak makan siang bersama Jokowi, mereka merasa diwongke atau dimanusiakan pemimpinnya. Nilai ganti rugi diberikan tanpa perubahan apa pun. Rakyat bahagia, pemimpin senang. JORR W2 pun akhirnya dapat dikerjakan.

Jokowi juga pernah mengundang warga di sekitar Waduk Pluit dan Waduk Ria Rio serta pengusaha pemotongan unggas. Jokowi paham, berbagai persoalan tidak akan dapat diselesaikan bila tak ada komunikasi intens antara pemimpin dan rakyatnya.

Belum lama ini Jokowi bersama wakilnya, Basuki T Purnama, menggelar makan siang bersama dengan DPRD DKI Jakarta di rumah dinas Gubernur DKI. Ketua DPRD DKI Jakarta Ferrial Sofyan menyambut baik ajakan Gubernur Jokowi.

Diplomasi makan siang ini merupakan bentuk komunikasi politik yang bagus antara eksekutif dan legislatif. Sebelumnya banyak anggota DPRD DKI berkomentar melalui media. Pertemuan yang direncanakan digelar dua bulan sekali itu akan mendekatkan komunikasi Gubernur DKI dan jajarannya dengan DPRD DKI Jakarta. Yang pasti, hal itu akan dapat menghindari kesalahpahaman.

Dalam falsafah Jawa, ada peribahasa "nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake", yang artinya "menyerbu tanpa perlu mengerahkan pasukan, menang tanpa mempermalukan".

Jokowi percaya, ia dapat menyelesaikan persoalan tanpa melalui cara-cara kekerasan. Ia mengedepankan sikap merendahkan hati tanpa perlu mempermalukan. Kalau kita bandingkan dengan cara-cara rezim sebelumnya, pendekatan Jokowi kali ini lebih manusiawi.

Pada prinsipnya, orang Jawa memiliki sikap andhap asor (rendah hati) dan tidak suka mempermalukan orang lain. Dalam setiap persoalan, diupayakan agar kita mencapai keinginan tanpa harus membuat orang lain merasa dikuasai atau dikalahkan.

Jokowi percaya ada sewu dalan (seribu jalan) untuk mencapai tujuan tanpa harus menempatkan orang lain sebagai lawan. Ungkapan menang tanpa ngasorake sangat tepat untuk menciptakan harmoni dalam masyarakat. Semua diarahkan untuk menghindari timbulnya konflik. Ini berkaitan erat dengan ungkapan wani ngalah luhur wekasane (berani mengalah luhur pada akhirnya).

Jokowi paham betul falsafah Jawa menang tanpa ngasorake harus dipraktikkan dalam kepemimpinannya. Dalam menyelesaikan persoalan, Jokowi tidak ingin rakyatnya merasa kalah atau dipermalukan. Bila rakyat diwongke, dimanusiakan, persoalan lebih mudah diselesaikan. Itulah makna diplomasi makan siang yang dilakukan Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Megapolitan
Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Megapolitan
Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Megapolitan
Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Megapolitan
Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Megapolitan
Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com