Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Status Terakhir WhatsApp Sang Teknisi KRL

Kompas.com - 11/12/2013, 10:18 WIB
Ummi Hadyah Saleh

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kepergian Sofyan Hadi (20), teknisi kereta rel listrik (KRL) commuter line yang menjadi korban tewas tragedi kecelakaan KRL di Bintaro sempat memberikan firasat kepada orang terdekatnya. Status WhatsApp terakhirnya pun menjadi tanda untuk teman-temannya.

Ade Rukim (54), ayah Sofyan, mengaku sempat bermimpi mengenai anaknya sepekan sebelum kejadian KRL menabrak truk tangki Pertamina pada Senin (9/12/2013) di pelintasan Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan. Menurutnya, dalam mimpi tersebut, ia menggelar tikar di salah satu bangunan kosong. Ia tak berpikir bahwa mimpi tersebut pertanda akan datangnya banyak tamu di kediamannya.

"Saya enggak tahu kalau itu namanya firasat apa bukan, tapi saya enggak berpikir itu. Saya sempat mimpi saya gelar tikar di lahan kosong yang belum jadi rumah," ujar Ade, di rumahnya di Gang Mawar III, Bekasi Timur, Selasa (10/12/2013).

Menurut Ade, teman-teman Sofyan juga memberi tahu mengenai status WhatsApp anaknya. "Teman-temannya ada yang bilang, katanya heran, anak saya menulis status di WhatsApp yang isinya, 'Semoga ditempatkan yang tepat, amiin'," kata Ade dengan wajah sembap.

Pada hari kecelakaan terjadi, Ade mengaku sempat menghubungi Sofyan. Namun, anaknya itu tidak menjawab teleponnya. Rencana untuk menjemput Sofyan pun dibatalkan.

Tak lama dari itu, Ade malah mendengar kabar kecelakaan kereta api. Setelah bertanya-tanya, ia langsung memutuskan untuk mengonfirmasi ke Stasiun Bekasi.

"Terakhir saya komunikasi sama anak saya itu, waktu Senin siang jam 08.00 pagi. Saya telepon, tanya dia jam berapa pulang. Dia bilang, pulangnya jam 12.00. Makanya, saya tungguin dari jam 11.00 hingga jam 13.00 di Stasiun Bekasi, tapi tidak ada kabar lagi," kata pria asal Kuningan, Jawa Barat.

Di mata keluarga, Sofyan merupakan sosok yang baik dan penuh perhatian. Ia juga sangat menyayangi keluarga dan keempat keponakannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com