Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan dan Macet Parah, Belasan Transjakarta Mengular di Slipi

Kompas.com - 13/12/2013, 20:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Hujan yang mengguyur Jakarta sore ini berimbas pada kemacetan parah di sejumlah ruas jalan, Jumat (13/12/2013) sore hingga malam. Kemacetan lalu lintas itu juga terjadi di kawasan Slipi, Jakarta Pusat, yang memaksa belasan bus transjakarta antre berjam-jam.

Dibutuhkan waktu berjam-jam untuk melewati kemacetan lalu lintas di kawasan tersebut. Pantauan Kompas.com, antrean bus tunggal maupun gandeng transjakarta itu terlihat di sepanjang Jalan S Parman dari Semanggi ke arah Tomang.

Bus-bus itu tak semuanya penuh penumpang. Antrean penumpang justru terlihat pada selter busway di jalur sebaliknya. Kemacetan parah juga terjadi di jalan umum di luar busway.

Selain karena hujan, kemacetan itu juga disebabkan kepadatan arus lalu lintas penggemar grup musik Slank yang ingin menyaksikan konser 30 tahun Slank di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Jumat malam.

Para penggemar Slank, yang disebut Slankers, pun memilih berjalan kaki untuk menembus kemacetan lalu lintas di kawasan tersebut.

Hal itu tampak dilakukan oleh rombongan Slankers asal Karawang, Jawa Barat. Mereka memilih berjalan kaki dari Stasiun Tanah Abang menuju Senayan untuk menghindari kemacetan.

"Daripada naik angkot enggak jalan, mending jalan kaki," kata Roni.

Pertunjukan Slank tersebut akan dimeriahkan oleh beberapa artis Ibu Kota. Grup musik Kotak dan The Pain Killers dijadwalkan sebagai grup pembuka konser tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com