Dia datang bersama dengan keluarga terduga teroris, yang diminta untuk menjalani tes DNA. Dia tidak ikut masuk ke dalam, tetapi berorasi mengenai kematian.
"Kematian yang paling enak ditembak. Di dalam kitab pun digambarkan bagai digigit semut," ujar Jamal, Jumat (3/1/2013).
Di dalam orasinya, pria yang mengaku berjalan kaki menuju RS Polri itu menyampaikan, apa yang dilakukan enam kerabatnya merupakan salah satu cara menegakkan syariat Islam.
Selesai berorasi, dia bersama seluruh kerabat dari terduga teroris Ciputat meninggalkan ruang instalasi forensik dengan tergesa-gesa. Pihak keluarga tidak mau memberikan komentar apa pun, termasuk wanita tua yang tertunduk di balik cadar hitam.
Sampai saat ini, enam jenazah terduga teroris, yaitu Daeng alias Dayat alias Hidayat, Nurul Haq alias Dirman, Oji alias Tomo, Rizal alias Teguh alias Sabar, Hendi, dan Edo alias Amril, masih di RS Polri.
Keluarga menolak proses identifikasi oleh DVI Mabes Polri. Mereka berharap keenam jenazah tersebut segera diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. Penolakan otopsi dan identifikasi disebabkan keluarga telah menerima dan mengetahui mengenai penyebab kematian korban.
Rencananya, keenam jenazah akan dimakamkan di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur, setelah serah terima dari kepolisian kepada pihak keluarga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.