Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Banten, Warga Tangsel Anggap Pemerintahnya Korup

Kompas.com - 05/01/2014, 20:18 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Sebagian besar warga Kota Tangerang Selatan, Banten, meyakini bahwa pemerintah daerahnya tidak bersih dari praktik korupsi dan suap. Hal itu tecermin dari survei Indikator Politik Indonesia, di mana sebanyak 71,8 persen warga kota pinggiran Jakarta itu menilai pemerintah setempat korup. Jumlah itu terdiri dari 54, 5 persen yang menyatakan kurang bersih dan 17,3 persen yang menyatakan tidak bersih sama sekali.

Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi, Minggu (5/1/2014) di Jakarta, mengatakan, sebanyak 20,5 persen responden menilai aparat Pemkot Tangsel cukup bersih dari praktik korupsi, sementara 1,7 persen lainnya menyatakan sangat bersih. Sebanyak 6 persen responden tidak menjawab.

Selain itu, 37 persen responden menilai ada sejumlah pejabat atau pegawai pemerintah Kota Tangsel yang melakukan korupsi maupun suap. Sebanyak 28,5 persen menyatakan sebagian besar aparat pemkot bertindak korup dan 15 persen menilai hampir semua aparat Pemkot Tangsel melakukan korupsi.

"Praktik korupsi dan suap di Tangsel juga sudah sangat meluas. Hanya sekitar 8,1 persen warga Tangsel yang menilai hampir tidak ada korupsi di pemerintahan Tangsel," kata Burhan.

Hasil survei ini tak jauh berbeda dari penilaian warga Banten terhadap praktik korupsi di pemerintahannya. Sebanyak 77,1 persen warga Banten menilai aparat Pemprov Banten tak bersih dari praktik korupsi dan suap. Survei dilakukan karena adik Gubernur Banten Atut Chosiyah, Tubagus Chaeri Wardana atau Wawan, tak hanya terjerat kasus dugaan suap pengurusan sengketa pemilihan kepala daerah Kabupaten Lebak, Banten, tetapi juga dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan di Tangsel. Wawan adalah suami Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany.

"Tangerang Selatan perlu mendapat perhatian khusus karena keterkaitan yang erat antara tersangka (Wawan) dengan Tangerang Selatan," kata Burhan.

Survei IPI tersebut dilakukan pada 22-29 Desember 2014 dengan melibatkan 195 responden warga Tangsel, baik pria maupun wanita yang telah memiliki hak pilih atau berusia di atas 17 tahun. Survei dilakukan dengan teknik wawancara dengan margin of error sekitar 7 persen. Burhan mengatakan, survei ini atas biaya sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com