Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Bus di Terminal Lebak Bulus Minta DKI Siapkan Solusi

Kompas.com - 06/01/2014, 08:42 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Sopir bus antarkota antarprovinsi yang akan dipindahkan dari Terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan, masih kebingungan. Belum ada kepastian tempat bagi mereka di terminal baru nanti.

Selain itu, ditutupnya operasional Terminal Lebak Bulus mulai Selasa (7/1/2014) pukul 00.00 dipastikan mengganggu rantai ekonomi mereka yang selama ini tercipta sebagai dampak kegiatan pembangunan di terminal tersebut.

Sejumlah sopir bus antarkota antarprovinsi (AKAP) mengaku keberatan, tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa atas keputusan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menutup operasional Terminal Lebak Bulus. Meski begitu, mereka akan berupaya mengikuti kemauan Pemprov asalkan Pemprov memberikan solusi tepat.

Solusi yang dimaksud antara lain tersedianya fasilitas parkir yang memadai di terminal yang menjadi tujuan pemindahan nantinya. Menurut mereka, ketersediaan tempat parkir penting karena tidak semua perusahaan otobus (PO) memiliki garasi (pul) di dekat terminal pengganti.

Sejauh ini, bus AKAP tujuan Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim) rata-rata memerlukan waktu parkir hingga 10 jam. Mereka tiba di Jakarta pada pagi hari dan berangkat lagi ke daerah sore atau malam hari. Para sopir sendiri mendapatkan informasi ada tiga terminal yang menjadi tujuan pengalihan, yakni Kampung Rambutan, Pulogadung, dan Terminal Kalideres.

”Tempat parkir penting bagi kami. Bus berbeda dengan kendaraan lain yang bisa parkir sembarangan. Kalau kami parkir sembarangan nanti membuat macet jalan dan akan dikejar-kejar oleh petugas,” kata Subiono, sopir bus Gunung Mulia jurusan Jakarta-Wonogiri, Jateng, yang diamini keneknya, Saronto, Minggu (5/1/2014), di Lebak Bulus.

Memindahkan ke terminal lain, menurut mereka, juga akan menyebabkan terjadinya penumpukan di terminal yang dimaksud. Sementara itu, akses jalan, seperti yang ada di Pulogadung, kurang begitu lebar untuk menampung sejumlah bus yang keluar-masuk terminal secara bersamaan. Terlebih lagi, selama ini para awak bus merasa keberadaan Terminal Lebak Bulus cukup nyaman. Kondisi terminal juga aman.

”Kalau di Terminal Kampung Rambutan tidak aman. Sepatu milik sopir bus yang ditaruh dekat toilet (dalam bus) saja hilang. Bagaimana dengan keamanan penumpang,” ucap Saronto.

Pendapat serupa disampaikan Dafrison, sopir bus PO Haryanto tujuan Jakarta-Surabaya. Menurut dia, tidak menutup kemungkinan para awak bus akan memanfaatkan terminal-terminal bayangan, setelah Lebak Bulus ditutup nantinya, bila kondisi terminal yang menjadi tujuan pengalihan tidak memadai.

”Kalau Terminal Lebak Bulus mau ditutup, kami sudah tahu. Namun, tempat barunya nanti di mana, itu yang belum mengerti para sopir ini,” ucapnya.

Rantai ekonomi putus

Selama ini, kegiatan di Terminal Lebak Bulus turut memunculkan sederet rantai ekonomi yang menghidupi banyak orang. Sebut saja petugas penjaga loket atau perwakilan agen bus, pedagang, dan porter.

”Kalau saya ditanya, jawabannya bukan setuju atau tidak. Namun, bagaimana solusi untuk mengatasi kebijakan penutupan terminal. Solusi ini penting karena terminal menjadi tumpuan hidup ribuan orang,” ujar Bobi yang sehari-hari bertugas membersihkan bus AKAP yang parkir di Lebak Bulus sebelum berangkat kembali membawa penumpang ke daerah tujuan.

Pekerja lepas seperti Bobi tidak bisa ikut pindah ke terminal yang menjadi lokasi pemindahan bus nantinya. Sebab, di terminal lain, orang-orang seperti Bobi juga sudah ada. Padahal, pekerja lepas itu juga memiliki keluarga untuk dihidupi, dan mencari pekerjaan lain tentu tidak mudah.

Kepala Bidang Operasi Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Budiyanto mengatakan, untuk memperlancar kegiatan penutupan Terminal Lebak Bulus, polisi akan menjaga setiap terminal bus di Jakarta, baik di Lebak Bulus maupun di terminal lainnya yang menjadi pengalihan tempat bus luar kota menunggu penumpang. Di terminal-terminal tersebut polisi bekerja sama dengan dinas perhubungan.

Nantinya akan ditempatkan mobil atau unit penerangan keliling kepolisian guna memberikan penjelasan dan menjawab pengguna jasa terminal, atau masyarakat terkait penutupan terminal tersebut. (WER/FRO/RTS/NEL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com