Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karyawan PO Lebak Bulus Minta Bertemu Jokowi

Kompas.com - 06/01/2014, 11:26 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Karyawan perusahaan otobus (PO) angkutan antarkota dan antarprovinsi di Terminal Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, berunjuk rasa dan meminta Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo datang menemui mereka. Hal ini terkait rencana penutupan terminal AKAP untuk pembangunan dipo MRT di atas lahan terminal AKAP tersebut.

Unjuk rasa ratusan karyawan PO itu berlangsung pada Senin (6/1/2014) pukul 07.00 WIB itu. Koordinator aksi, Sumardi, menyatakan, jika Pemprov DKI tidak memberikan solusi yang tepat, ia akan mendatangi Balaikota Jakarta bertemu Jokowi.

"Kalau ini sudah disampaikan (media-red), tapi Jokowi tidak datang, saya tetap akan ke kantor Jokowi sesegera mungkin. Responsnya kami akan ke gedung Jokowi," ujar ketua salah satu PO bus di sana itu, Senin pagi.

Sumardi mengatakan, mereka akan bertahan di sana sampai Jokowi memberikan solusi tentang lapangan pekerjaan mereka yang terancam hilang dengan penutupan Terminal AKAP Lebak Bulus. "Sampai kapan pun semua bertahan di sini hingga dapat solusi dari Jokowi," ujar Sumardi.

Ia menyebutkan, unjuk rasa ini bukan merupakan penolakan terhadap rencana pembangunan MRT. Namun, ia berharap Pemprov DKI Jakarta dapat membangun terminal baru di Jakarta Selatan yang akan menyambung pekerjaan mereka. Sebagian karyawan PO di sana merupakan pekerja lepas sehingga mereka tidak dapat dipindahkan ke agen-agen atau posisi lain karena bukan karyawan tetap.

Hingga kini, operasi bus di terminal tersebut masih berjalan, tetapi tidak maksimal. Tidak banyak penumpang bus yang terlihat mengantre membeli tiket di loket-loket yang tersedia. Sebanyak 80 PO bus beroperasi di terminal tersebut dengan 150 bus beroperasi setiap hari. Terminal AKAP Lebak Bulus melayani 1.000 sampai 1.200 penumpang per hari.

Penutupan terminal tersebut terkait rencana pembangunan dipo untuk moda transportasi massal MRT. Dari total 2,7 hektar luas terminal itu, 2 hektar di antaranya merupakan lahan terminal AKAP, sementara sisanya seluas 0,7 hektar untuk angkutan dalam kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com