Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karyawan PO Bus: Jokowi-Ahok, Jangan Sengsarakan Rakyatmu

Kompas.com - 06/01/2014, 10:27 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ratusan karyawan dari puluhan PO bus antarkota antarprovinisi (AKAP) yang mencari nafkah di Terminal Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, berunjuk rasa, Senin (6/1/2014). Mereka menolak rencana penutupan terminal AKAP untuk dibangun depo mass rapid transit (MRT).

Dalam aksinya, mereka menyalahkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Wakilnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) atas rencana penutupan itu. Jokowi-Ahok dinilai hanya mengeksekusi tanpa memberi solusi.

Para karyawan PO bus mempertanyakan bagaimana nasib mereka jika Terminal Lebak Bulus jadi ditutup. Pasalnya, terminal pengalihan yang sudah ditentukan, yakni Terminal Rambutan, Kalideres, dan Pulogadung dirasa tidak memberikan solusi lantaran masing-masing terminal sudah memiliki karyawan dari PO yang sama.

Berbagai spanduk berisi kritikan terhadap Jokowi-Ahok turut dibawa dalam aksi ini. Kritikan tersebut di antaranya bertuliskan, "Pak Jokowi-Ahok Tolong Pikirkan Nasib Kami Warga Terminal LB. Jangan Sengsarakan Rakyatmu. Hati Kami Tetap Bersamamu", "Pak Gubernur Jokowi-Basuki, Jangan Ditutup Terminal Lebak Bulus karena Cuma Satu-satunya Terminal di Wilayah Jaksel karena Hajat Orang Banyak demi Kehidupan. Pikir Dong Pak...!!!".

Koordinator aksi, Sumardi, mengatakan, pihaknya meminta Pemprov DKI Jakarta meninjau ulang rencana penutupan Terminal Lebak Bulus. "Kami mendukung pembangunan MRT, tapi mestinya ada solusi juga buat kami," kata Sumardi ketika berunjuk rasa.

Sumardi menambahkan, hasil dari tiga kali rapat antara pihak Dinas Perhubungan dan pihak PO bus hanya memberi solusi bagi pemerintah, tidak bagi para pekerja PO. Pembahasan tersebut sudah dilakukan sejak 2011.

"Mereka punya solusi di Terminal Kalideres, Rambutan, tapi itu solusi buat mereka (pemerintah), bukan kita. Kita disuruh pindah, tapi kan sudah ada pengawas juga di sana," ujar Sumardi.

Sumardi mengatakan, pihaknya meminta Pemprov membangun terminal di tempat lain yang masih berada di wilayah Jakarta Selatan. Menurutnya, Jakarta Selatan membutuhkan terminal AKAP sendiri seperti wilayah kota administatif Jakarta lainnya.

Sebelumnya, Jokowi meminta karyawan PO bus tidak resah atas rencana penutupan terminal. Menurut Jokowi, setelah pembangunan rampung, mereka bakal kembali.

Sebanyak 80 PO bus beroperasi di terminal tersebut dengan 150 bus yang beroperasi per hari. Terminal AKAP Lebak Bulus melayani 1.000 sampai 1.200 penumpang per hari. Dari total 2,7 hektar luas terminal itu, 2 hektarnya merupakan lahan terminal AKAP dan sisanya 0,7 hektar untuk angkutan dalam kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com